Bukan PKS namanya kalau tidak bikin sensasi, jerat hukum yang sedang membayang banyangi kader partai yang biasa berjualan dengan daganagan dakwah sebagai mesin politiknya. Keterpurukan partai PKS semakin terlihat setelah KPK menetapkan dia bersama mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka dan mulai melangkah ke penuntutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. Berbagai aset, seperti rumah, kendaraan, dan perhiasan disebar ke beberapa artis, istri siri, atau orang lain disita. Barang-barang ini diduga hasil tipu-tipu Luthfi bersama Fathanah.
Sepertinya kasus suap sapi tidak berhenti di kader senior LHI saja, kasus yang di tangani oleh KPK ini sudah mengarah pada kader kader partai PKS yang lain. Walau berusaha sekuat tenaga namanya bau busuk tetap akan tercium, sebaik apa pun rekayasa yang di ciptakan oleh partai dakwah itu tetap tidak mampu menutupi kebohongan demi kebohongan yang di lakukan oleh PKS. Sebelumnya PKS menyeret nama Aburizal Bakrie, Sudi Silalahi dan Dipo Alam adalah otak di balik penangkapan LHI. Tak hanya itu, partai ini pun meyakini Yudhi Setiawan (tersangka lain) adalah agen “Istana” untuk menghancurkan PKS.
Belum selesai disitu saja, PKS terus melakukan aksi terror terhadap pemerintah di mulai dengan Isu keberadaan sosok Bunda Putri semakin bergulir kencang setelah mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq mengatakan Bunda Putri merupakan orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal itu diungkapkan Luthfi Hasan Ishaaq saat bersaksi dalam sidang Ahmad Fathanah, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (10/10).
Pertanyaan soal di mana sebenarnya mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, mengenal Bunda Putri, terjawab. Perkenalan keduanya diketahui bertempat di rumah Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin. persidangan untuk terdakwa Ahmad Fathanah, Kamis pekan lalu, Luthfi mengaku tak tahu nama lengkap Bunda Putri. Selain dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan tahu reshuffle kabinet, bunda putri juga penghubung antar dewan pembina, tanpa merincinya.
Kalau melihat secara kasat mata ada rekayasa yang sengaja di ciptakan oleh para PKS, dalam kesaksian untuk terdakwa Ahmad Fathanah di pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Luthfi mengalihkan isu soal Bunda Putri. Dalam kesaksian Luthfi, ada kesan Bunda Putri adalah orang dekat Presiden. PKS saat ini sedang berupaya pengaburan kasus impor daging sapi ini ditarik ke ranah politis, Kenapa isu ini dapat mengaburkan kasus impor daging. Upaya ini bisa dilihat dari pergeseran isu yang melebar kemana-mana hingga ke masalah peran Bunda putri dalam reshufle kabinet. Tidak mungkin LHI tidak tau detail tentang keberadaan Bunda Putri, kalau dia berani mengatakan Bunda Putri dekat dengan Presiden dan pejabat penting di Negeri ini, pastinya LHI sering ketemu dengan Bunda Putri, sehingga ia tahu banyak tentang Bunda Putri, kalau emang benar Bunda Putri ada.
Melihat dengan mata terbuka kita semua hampir tahu, bahwa ada keinginan agar kasus suap sapi ini meluas ke partai yang lain atau bahkan meluas ke pejabat yang lain. Dengan harapan nantinya kedua kader PKS tersebut mampu terselamatkan, atau pun dengan harapan lain PKS sedang meminta posisi tawar kepada pemerintah agar kedua kadernya di selamatkan dari jeratan hukum KPK. Seperti yang kita ketahui melalui pemberitaan di media bahwa Presiden SBY membantah mengenal sosok Bunda Putri yang sering disebut-sebut dalam persidangan kasus dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). "Yang memperkenalkan orang itu kan katanya kawan Luthfi sendiri, kenapa saya dibawa-bawa? Sekali lagi tegakkan kebenaran, tegakkan keadilan, berani berbuat berani bertanggung jawab," ujar Presiden Yudhoyono. Presiden pun meminta aparat penegak hukum mengungkap tuntas kasus suap impor daging sapi agar tidak digunakan untuk menyeret-nyeret nama orang lain yang tak ada sangkut pautnya.
Gaya culas kembali di tebar oleh partai berlambang dakwah ini, seperti ingin menelanjangi hukum di Indonesia dan seperti ingin mempermainkan hukum di Indonesia, partai bernuansa dakwah ini mulai merusak tatanan hukum di Indonesia, hukum harus di tegakkan, permasalahan hukum jangan di campur adukan dengan masalah politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H