Kehilangan itu gak enak. Kehilangan itu sakit. Kehilangan itu nyeseg. Kehilangan itu... Dan ujung-ujungnya bermuara pada makna : kehilangan itu menyisakan penderitaan.
Betul kan?
Dari sudut pandang pelajaran bahasa Indonesia, konfiks ke-an merupakan satu kesatuan unsur awalan dan akhiran yang melebur menyatu dalam bentuk, fungsi, dan makna. Maknanya dapat berarti menderita sesuatu seperti : kesakitan artinya menderita sakit, atau ketidaksengajaan seperti : kelupaan artinya tidak sengaja lupa.
Jadi kalau kehilangan? Tidak sengaja hilang begitu?
Nah lho...
Dan kamu masih saja ngeyel cah ayu. Tetap bersikukuh kalau kehilangan itu : Hiks... Bikin air mata tumpah dan hati berdarah.Dan berikutnya wajahmu menjadi muram. Hilang keceriaan disana.
Hmmm... Apakah mungkin kita memaknai : kehilangan itu indah?
Dari sudut pandang...
Aku gak perlu teori sista! Pekikmu.
Dan tangismu pecah di bahu kiriku. Berikutnya seperti yang sudah-sudah, disela isakmu kamu ceritakan semua hal. Tentang dia yang tanpa pamit meninggalkanmu, tentang dia yang tidak pernah mau menerima teleponmu lagi. Tentang dia yang membuatmu gila, karena membuatmu diantara benci dan rindu. Dan kamu tidak dapat melupakan dia. Setidaknya sampai saat ini, meskipun sudah hampir enam bulan berlalu.
Dan aku, tak bosan juga menasehatimu.
Kukatakan ada sesorang yang bijak menulis di blog-nya. Kehilangan adalah keniscayaan yang tak pernah kita rencanakan. Kehilangan selalu identik dengan kesedihan dan penyesalan. Kehilangan adalah sebuah proses memahami bahwa semua hal itu ada batasnya, ada masa kadaluwarsa. Sedih dan marah tentu saja, tapi pada siapa? Pada diri sendiri dan keadaan, mungkin hanya akan memperburuk keadaan dan akan makin mensyahkan kalau kita adalah pecundang.
Lagi, kukatakan. Tidak ada hal sia-sia yang kita lakukan, semuanya akan ada balasannya. Sometimes take and sometimes give. Hidup sepertidua sisi mata uang, yang kita tidak dapat memilih satunya dengan mengabaikan yang lain. Mungkin saat ini ada yang membuatmu menangis darah karena terluka, tapi tetap ada esok yang menawarkan berjuta asa.
Aku gak sanggup... Tangismu pilu.
Percayalah, DIA mengetahui yang terbaik untukmu.
...wa’asa an takrahu syai’aw wa huwa khairul lakum, wa’asa an tuhibbu syai’aw wa huwa syarrul lakum... (QS 2:216)
(senyatanya mungkin lebih dari apa yang kutuliskan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H