Di tengah hingar-bingar pengumuman Kabinet Indonesia Hebat! tim badminton merah putih juga merayakan manisnya kemenangan di ajang French Open Superseries 2014 yang baru saja berlangsung (26/10) di stadion Pierre de Coubertin, Paris. Pasangan ganda campuran Indonesia, Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad (Butet/Owi), berhasil naik ke podium kehormatan setelah mengalahkan pasangan suami-istri asal Inggris Chris Adcock/Gabrielle Adcock di partai puncak dengan skor 21-9, 21-16.
[caption id="attachment_331295" align="alignnone" width="1024" caption="Tontowi Ahmad dan Lilyana Natsir berpelukan setelah memenangi partai semifinal melawan Xu Chen/Ma Jin dari Tiongkok di ajang Perancis Terbuka 2014, Sabtu (25/10) kemarin. Owi/Butet menang mudah 21-17, 21-16. Sumber foto: badmintonindonesia.org"][/caption]
Bagi Owi/Butet, ini adalah kali pertama, sebagai pasangan ganda campuran, mereka menjejaki Final sekaligus meraih gelar Perancis Terbuka. Tahun lalu mereka harus terhenti di babak delapan besar setelah dikalahkan oleh…tebak siapa…ya si Adcock-Adcock ini juga (waktu itu belum nikah mereka).
Meskipun melawan unggulan ke-4, namun pertandingan sangat didominasi oleh Owi/Butet terbukti dengan 8 poin berturut-turut yang diraih pasangan Indonesia sebelum akhirnya Owi melakukan kesalahan servis. Setelah itu Pierre de Coubertin yang berisi mayoritas pendukung Adcock/Adcock jadi adem ayem karena jagoan mereka kerap gagal memperoleh poin hingga Owi/Butet menutup set pertama 21-9 lewat sambaran Butet di depan net.
Adcock/Adcock mencoba bermain lebih taktis dan menekan di set kedua. Strategi ini rupanya berhasil dan meninggalkan pasangan Indonesia hingga kedudukan jadi 7-4, namun Owi/Butet menunjukkan kelasnya dengan kembali mengejar untuk menyamakan kedudukan dan kemudian berbalik memimpin perolehan skor 11-8 hingga interval. Smash-smash keras dilancarkan oleh Chris Adcock dan netting silang oleh Gabrielle Adcock sebagai langkah menekan namun Indonesia masih terlalu tangguh bagi mereka. Owi/Butet akhirnya berhasil memastikan kemenangan di ajang yang berhadiah total 275.000 dolar Amerika tersebut.
Di partai lainnya, sejarah baru juga dicetak oleh Chou Tien Chen. Pemain muda non unggulan ini merupakan wakil Taiwan pertama yang berhasil memenangkan turnamen kelas Super Series untuk kategori Tunggal Putra. Chou menang rubber set 10-21, 25-23, 21-19 atas unggulan ke-5 Wang Zhengming (Tiongkok). Dialah juga yang mengkandaskan impian Tommy Sugiarto di Semifinal kemarin (26/10) lewat pertandingan menegangkan selama 1 jam 10 menit. Baik Tommy maupun Wang sama-sama di PHP oleh Chou setelah menang di set pertama dan HAMPIR menang di set kedua. Sementara dari Ganda Putri dan Tunggal Putri, Tiongkok berhasil menyabet dua gelar lewat All China Final atas nama Wang Xiaoli/Yu Yang dan Wang Shixian.
Tersisa 3 turnamen kelas Superseries (Premier) lagi di tahun ini: China Open (11-16 November), Hong Kong Open (18-23 November), dan turnamen pamungkas sekaligus paling bergengsi, BWF Destination Dubai (17-21 Desember) di mana hanya pemain yang masuk dalam 8 besar rangking BWF dan hanya 2 wakil dari tiap negara per ketegori saja yang bisa berkompetisi. Tentunya harapan kita Agan/Sista kebanggaan Indonesia bisa mencapai hasil maksimal dari ketiganya. Oya, buat Pak Imam Nahrawi selamat bertugas sebagai Menpora, semoga bulutangkis makin mendapat perhatian supaya atletnya juga makin berprestasi (Yuuki).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H