Mohon tunggu...
Yutta Sihing Gusti
Yutta Sihing Gusti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Strata I Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta konsentrasi Media dan Jurnalistik

Lewat laman ini, akan saya tuliskan isi dan gagasan pikiran yang menjadi keresahan tersendiri. Ada baiknya pikiran tertuang dalam media dan terbaca oleh orang lain. Jangan sampai pikiran hanya menjadi sebatas pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Imagine: Simfoni Perdamaian dan Menifestasi Politik Kiri John Lennon

13 Juni 2024   03:28 Diperbarui: 13 Juni 2024   04:27 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
John & Yoko memegang tulisan War Is Over! salah satu judul dalam single solo karir Jhon (Sumber : flickr)

"Humans raise the voices to highlight injustice, beat drums to motivate action, and sing songs to memorialize" - Dr. Alexander M. Cannon, University of Birmingham

Ideologi dan pesan aktivisme tidak hanya dinarasikan lewat pidato membara di depan mimbar dengan nada bicara tinggi dan gestur perlawanan. Musik yang dianggap hanya sebagai kumpulan nada dan lirik bisa menjadi media dalam menyampaikan sebuah narasi ideologi yang efektif bahkan radikal. Musik menciptakan nuansa sugarcoated, seolah pendengar merasa bagian dari isi pesan yang disampaikan, walaupun makna aslinya tidak selaras dengan prinsip yang dipegang. 

Begitu pun dengan John Lennon, musisi kelas atas dengan karya dan gaya nyentrik-nya di atas panggung. Pionir sekaligus personil dari band yang dianggap kiblat bermusik oleh sebagian orang, The Beatles. Banyak dari karya John - terutama dalam solo karirnya - sarat akan pesan ideologi dan gerakan persuasif aktivisme yang bahkan dianggap radikal oleh sebagian orang. 

Imagine there's no heaven. Imagine there's no countries. Imagine no possessions. Begitu John tuliskan pesan yang ikonik sekaligus kontroversial dalam lagunya yang berjudul Imagine. Disusul bagaimana John seolah mempersuasif pendengar dalam bagian liriknya. You may say I'm a dreamer. But I'm not the only one. I hope someday you'll join us. And the world will be as one.

Imagine adalah karya solo karir John yang dirilis pada tahun 1971 dan masuk dalam album kedua John dengan nama serupa, Imagine. Lagu tersebut mendulang banyak penghargaan dan menjadi lagu yang sering digunakan dalam acara serta gerakan yang berkaitan dengan kemanusiaan. Broadcast Music, Inc. (BMI) menobatkan imagine sebagai 100 lagu paling sering dibawakan pada abad ke-20 (96), memperoleh Grammy Hall of Fame Award, dan masuk ke dalam "The 500 Greatest Songs of All Time" (3) menurut Majalah Rolling Stones pada tahun 2004. John Lennon sendiri menjadi salah satu musisi paling berpengaruh di dunia. Rolling Stones menempatkan John pada posisi ke-12 dalam 100 musisi paling berpengaruh di dunia pada tahun 2023.  

Imagine : Romansa John dan Yoko

Terciptanya Lagu Imagine karya John tidak lepas dari peran Yoko Ono, Istri kedua John. Yoko adalah seorang seniman oriental asal Jepang yang menikahi John pada tahun 1969. Selain itu, keikutsertaan Yoko terhadap hidup John mempengaruhi gerakan aktivisme dan progresif John sehabis bubarnya The Beatles di akhir 1960-an.

Buku Imagine John Yoko adalah salah satu buku karya John dan Yoko yang menceritakan hubungan keduanya dalam menuliskan album Imagine di tahun 1971. Buku ini terdiri dari sekumpulan gambar, arsip wawancara, dan catatan-catatan yang merinci proses pembuatan album tersebut. 

Tahun 1966, adalah pertama kalinya John bertemu dengan Yoko. John menghadiri pratinjau pameran Yoko di galeri indica, London, dimana John ingin membeli karya Yoko yang diberi nama Hammer a Nail in. Awalnya Yoko tidak mengenali siapa John. Yoko tahu mengenai grup band rock 'n roll, The Beatles. Namun, ia hanya mengetahui Ringo Starr, drummer The Beatles. Karena Yoko familiar dengan nama 'Ringo' yang dalam bahasa Jepang berarti 'apel'.

"Saya selalu bermimpi bertemu seorang seniman perempuan di mana saya jatuh cinta padanya. Bahkan sejak saya masih di sekolah seni... rasanya seperti menemukan emas." - John Lennon

John merasa Yoko adalah perempuan yang sebenarnya ia cari. Yoko dianggap sebagai jalan bagi John untuk kembali ke dunia seni. John merasa karya Yoko seolah mengunggah dirinya. Ada selera humor yang menarik dalam karya seni Yoko menurut John. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun