kebahagiaan. Coba persilakan diri anda untuk duduk manis di depan teras dan sedikit berpikir, apa benar saya tidak bahagia?
Terkadang kita merasa hidup berjalan dengan tidak menyenangkan. Mungkin saat pagi hari anda merasa seolah sial karena hujan turun begitu derasnya menghalau sinar matahari. Atau saat segerombolan anak bermain bola di samping rumah ketika anda sedang tidur siang. Atau mungkin anda merasa bahwa orang lain selalu berpandangan buruk tentang hidup anda. Lalu anda mulai merasa bahwa hidup layaknya segerombolan masalah yang hanya diselingi sedikitFilsafat Teras : Filsafat Kuno di Era Modern
Siapa yang tidak kenal dengan stoisisme? filsafat atau ajaran hidup yang sering diperbincangkan di jagat media sosial dan menjadi tren di kalangan anak muda. Youtuber kondang, Ferry Stoik Irwandi adalah salah satu trendsetter yang mendorong antusias orang dalam memahami lebih mengenai stoisisme. Lewat video Youtube-nya yang sudah ditonton lebih dari 1,6 juta viewer berjudul "Memahami Filsafat Stoikisme", Ferry menceritakan pengalaman hidupnya tatkala ia mengimani aliran tersebut selama lebih dari 5 tahun. Ucapannya yang paling relevan adalah mengenai "hidup layaknya segerombolan masalah yang hanya diselingi sedikit kebahagiaan."Â
Stoisisme merupakan suatu ajaran filsafat yang dibentuk oleh Zeno di abad ke-3 sebelum masehi. Ia merupakan seorang pedagang kaya dari Siprus yang akan berlayar dari Phoenicia ke Piraeus melewati laut mediterania. Zeno membawa dagangan berupa pewarna tekstil berwarna ungu yang sangat mahal.Â
Malangnya, saat Zeno sedang berlayar, ia terhempas karena badai dan kapalnya karam. Seluruh barang dagangannya hilang entah kemana dan Zeno terdampar di Athena, Yunani. Hilangnya harta benda yang berharga membuat Zeno kebingungan di tanah Athena.
Suatu hari ia tidak sengaja menemukan buku filsafat di sebuah toko buku dan mencari siapa orang yang menulis buku tersebut. Ia akhirnya menemukan Crates seorang filsuf aliran Cynic (Sinisme) dan mengikutinya untuk belajar filsafat darinya.
Lambat laun ia mulai menemukan aliran filsafatnya sendiri dan mulai mengajar banyak orang. Ia senang mengajar di dekat teras berpilar (yang dalam Bahasa Yunani disebut stoa) di sisi utara Agora (Semacam tempat public/alun alun di masa Yunani kuno). Inilah awal mula julukan filsafat Zeno yang dikenal sebagai filsafat stoisisme atau filsafat teras dan penganutnya yang disebut kaum stoa.
Filsafat ini terus berkembang dan selalu relevan dengan berbagai kelas sosial di masa tersebut. Beberapa dari mereka yang meneruskan antara lain, Cato The Younger dari Roma seorang politisi terkenal, Lucius Seneca seorang filsuf, negarawan, dan penulis drama, Epictetus dari Yunani, seorang yang terlahir menjadi budak, dan Marcus Aurelius salah satu The Five Good Emperors of Rome.
Lalu, apa isi dari ajaran Stoisisme dan apa korelasinya dengan kebahagiaan? Apa ini adalah ajaran untuk dapat bertahan hidup saat kapal kita karam? Atau cara bagaimana menikmati kopi di depan teras rumah?
Kebahagiaan adalah Suatu Produk
Singkatnya, stoisisme mengajarkan bahwa hidup harus didasari pada hal yang sifatnya internal dan bisa anda kendalikan bukan pada sesuatu hal diluar diri anda/eksternal. Misal setiap kali anda bangun tidur anda selalu mengharapkan semua orang yang anda kenal akan bersikap baik terhadap anda agar anda bahagia, saat anda menjalaninya anda tidak mendapatkannya, lalu untuk apa anda menggantungkan kebahagiaan akan hal diluar diri anda?Â
Filosofi ini sebenarnya tidak mengajarkan kiat kiat mendapatkan kebahagiaan hidup, yang menjadi tujuan utama dari stoisisme adalah hidup bebas dari emosi negatif/tentram dan mengasah kebajikan (Virtue). Kebajikan sendiri merupakan tindakan selayaknya sebagai manusia yang sehat dan terpuji dan kebahagiaan adalah produk dari implementasi 2 hal tersebut.
Hidup Selaras dengan Alam
Para filsuf stoa selalu menegaskan untuk hidup selaras dengan alam. Konteks 'alam' dalam filsafat ini tidak hanya alam secara empirik yang dapat dirasakan manusia. Lebih jauh dari itu, konsep hidup selaras dengan alam adalah perihal menjadi manusia yang berakal.Â