Kebetulan tak lama lagi tiba bulan Haji, bulan dimana umat Islam menunai kan rukun Islam yang ke lima. Saya bukan lah seorang ustadz, tapi tidak ada salah nya sekedar untuk berbagi cerita. Ada sebuah uneg-uneg dari seorang kawan yang prihatin terhadap seorang kawan nya yang sudah Haji tapi kok kelakuan nya tidak mencerminkan bahwa dia seorang haji, bahkan katanya lebih parah dari sebelum ia naik haji, karena itu bukan pertanyaan yang bukan hak saya untuk menjawab nya, terlebih saya bukan lah orang yang pantas untuk memberi jawaban untuk hal seperti itu. Tapi karena kebetulan uneg-uneg itu di lemparkan kepada saya, maka saya pun menanggapi dengan pendapat versi Saya sendiri. Saya katakan saja bahwa Haji itu ada 2 macam, yang pertama adalah dia memang sudah naik haji dan benar-benar naik haji, terbukti dari tingkah laku dan tuturkata yang mencerminkan bahwa memang Dia adalah seorang yang sudah Haji. Dan yang ke dua adalah Orang yang hanya sekedar "pernah" naik haji, buktinya adalah kenyataannya dia belum mampu menyandang gelar Haji yang sudah tentu harus di sesuai kan dengan tingkah laku yang mencerminkan bahwa memang dia sudah Haji. Seumpama Naik haji itu ber Ijazah seperti sekolah-sekolah formal, mungkin akan banyak sekali yang pulang dari Tanah suci tampa membawa Ijazah alias tidak lulus. Untung lah hanya Allah yang tau mambrur atau tidak mabrur. Tapi Allah telah berikan tanda tanda yang nyata, agar kita berpikir. Mohon maaf, tulisan ini hanyalah pendapat pribadi, kalau ada yang lebih paham silahkan menambahkan dengan yang lebih tepat dan berkenan untuk semua pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H