Mohon tunggu...
Yutriansyah .
Yutriansyah . Mohon Tunggu... wiraswasta -

menulis, bagi saya adalah gampang tapi sulit. Gampang bagi saya bila menulis hal hal yang jujur tampa perlu menambah pemanis dan membiarkan nya apa adanya sesuai yang ada dalam pikiran. tapi menjadi sulit bagi Saya, apabila saya ingin menulis seperti seorang penulis, karena Saya bukan lah seorang penulis, walau pun saya bukan seorang yang paham bagai mana cara menulis nya seorang penulis, tulisan ini tetaplah sebuah tulisan. terlepas dari baik dan tidak nya tulisan Saya, yg terpenting bagi Saya adalah tujuan dan pesan yang semoga mudah di pahami. Salam Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar ADUL di Sekolah

19 November 2011   19:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:27 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di tengah sedang gencar nya Genderang perang terhadap Korupsi, kasus suap menyuap di Negri ini.
Bila kita berbicara tentang suap menyuap, tentu erat kaitan nya dengan ADUL(Ada Duit Urusan Lancar).
Ada yang menarik untuk di cermati pada dunia Pendidikan kita, yaitu peraturan yang di terapkan oleh beberapa sekolah yang otomatis akan menjadi cikal bakal budaya ADUL, dan Sekolah justru ikut berperan serta menanamkan nya pada jiwa Anak didik nya.
Mungkin sebagian dari Anda tidak menyadari atau belum mengerti, atau sudah tau tapi tak punya keinginan untuk menolak nya, tapi ini telah lama dan nyata terjadi di dalam Dunia pendidikan kita. Mari kita cermati beberapa peraturan sekolah, dan umumnya di terapkan oleh sekolah-sekolah menengah.
-Telat datang ke Sekolah harus bayar Rp 3000.
-Ketahuan bawa HP ke Sekolah, HP disita dan harus di tebus dengan harga mulai Rp 100.000 s/d Rp 500.000 (besaran denda tergantung jenis HP).
-Dll.


Penting sekali kita pertanyakan seberapa besar pengaruh nya pada kedisiplinan Siswa, ataukah hanya akan membentuk moral ADUL pada Anak-anak kita.
Salah besar Kalau yang di harapkan adalah efek jera, itu hanya berlaku bagi yang tidak berduit.Mungkin akan lebih bijak dan mendidik kalau hukuman yang di berikan tidak dalam bentuk Denda, misal nya dengan menambah Pekerjaan rumah(PR) nya atau alternatip lain yang dapat memicu pemahaman yang lebih terhadap mata pelajaran yang di berikan.
Sangat di harapkan agar Guru-guru dan Sekolah, yang diberi kepercayaan untuk mencerdaskan Anak Bangsa, agar lebih berhati hati dalam membuat aturan. Agar tidak mencetak Generasi yang me yakini prinsip ADUL.
Hal ini Saya tulis, karena memang banyak praktek ADUL di Sekolah. Ironis, ternyata praktek ADUL justru banyak di temukan di Sekolah-sekolah unggulan.
WEB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun