Seperti kita ketahui tingkat membaca di Indonesia menjadi isu yang sangat penting untuk diperhatikan. Menurut Hasil studi PISA 2022, skor literasi membaca di Indonesia mencatat rekor terendah dengan hanya 359 poin pada Tahun 2022 capaian ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun 2018 yang memiliki skor 371 poin bahkan lebih rendah dari pencapaian pada tahun 2000. Indonesia juga menempati peringkat ke-62 dari 70 negara dalam hal tingkat literasi sehingga Berada di posisi 10 terbawa dengan tingkat literasi yang rendah. Â Berhubungan dengan ini tingkat membaca pada anak juga semakin menurun karena semakin meningkatnya ataupun berkembangnya teknologi yang mengalihkan anak dari kegiatan literasinya.
Apakah hal di atas berkaitan dengan kurangnya peran pendidikan keluarga? Menurunnya tingkat literasi pada anak ini dapat berkaitan dengan tentunya berbagai faktor yang kompleks diantaranya adalah kurangnya peran pendidikan keluarga. Peran pendidikan keluarga tentunya memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk kebiasaan belajar, kebiasaan membaca, minat belajar, dan kemampuan titrasi anak sejak usia dini. Tentunya kita mengetahui keluarga merupakan lingkungan pertama di mana anak belajar dan tumbuh. Dan peran orang tua dalam memberikan dukungan, bimbingan, dan motivasi kepada anak dalam membaca dan belajar sangat berpengaruh dalam perkembangan literasi anak. Tentunya ketika keluarga tidak memberikan perhatian yang semestinya ataupun cukup terhadap pendidikan ataupun keadaan akademik anak dapat diperkirakan anak memiliki literasi yang cukup rendah dan bisa saja tidak terpapar dengan cukup banyak bahan bacaan, dan tidak didorong untuk membaca atau anak merasa tidak mendapat dukungan yang cukup dalam mengembangkan keterampilan literasi mereka.
Selain itu, anak juga tentunya mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tuanya apabila orang tuanya juga memiliki kekurangan terhadap literasi tentunya juga akan berdampak pada tingkat literasi anak. Orang tua memiliki keterampilan literasi yang rendah tentunya akan memungkinkan mengalami kesulitan dalam memberikan contoh yang positif dan dukungan yang diperlukan dalam hal literasi kepada anak-anak mereka.
Menurunnya tingkat literasi pada anak merupakan masalah yang tidak boleh dianggap sepele, karena anak-anak tersebut adalah generasi masa depan yang akan menentukan kecerahan dan kemajuan negara. Peran pendidikan keluarga dalam meningkatkan tingkat literasi anak menjadi sangat krusial dalam memastikan bahwa generasi mendatang memiliki keterampilan literasi yang kuat untuk menghadapi tantangan masa depan.
Dengan memberikan dukungan, motivasi, dan menciptakan lingkungan yang merangsang literasi di rumah, keluarga dapat membantu anak-anak mengembangkan minat membaca, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan literasi yang kokoh. Melalui interaksi yang positif dan terlibat dengan literasi, anak-anak dapat belajar untuk memahami informasi dengan lebih baik, mengembangkan imajinasi, dan meningkatkan kemampuan berpikir analitis.
 Pendidikan keluarga yang kuat dalam literasi tidak hanya berdampak pada perkembangan individual anak, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan karakter, nilai-nilai, dan sikap positif yang akan membawa manfaat dalam kehidupan mereka di masa depan. Dengan demikian, peran pendidikan keluarga dalam meningkatkan literasi anak tidak hanya berpengaruh pada tingkat pendidikan anak, tetapi juga pada kemajuan dan kesejahteraan negara secara keseluruhan.
 Menginvestasikan waktu, perhatian, dan upaya dalam pendidikan keluarga yang berorientasi pada literasi adalah investasi jangka panjang yang akan membawa dampak positif yang besar bagi generasi mendatang dan kemajuan bangsa. Dengan membangun fondasi literasi yang kuat sejak dini, anak-anak akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk meraih potensi penuh mereka dan berkontribusi secara positif dalam membangun masa depan yang cerah bagi negara. Melalui kolaborasi antara pendidik dan keluarga dan pendidikan non formal dan juga formal di sekolah, dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan literasi anak secara holistik, dan memastikan bahwa anak-anak memiliki fondasi literasi yang kokoh untuk masa depan mereka.
Kesimpulannya adalah bahwa menurunnya tingkat literasi pada anak, terutama di Indonesia, dapat terkait dengan kurangnya peran pendidikan keluarga. Peran orang tua dalam memberikan dukungan, bimbingan, dan lingkungan literasi yang merangsang sangat penting dalam membentuk kebiasaan membaca dan kemampuan literasi anak. Investasi dalam pendidikan keluarga yang berfokus pada literasi merupakan langkah penting untuk memastikan generasi mendatang memiliki keterampilan literasi yang kuat untuk masa depan yang cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H