Terkesan menghibur karena cahayanya.
Mengikat terang gemerlap indahnya.
Nyatanya kelam yang bersemai didalamnya.
Cahaya yang gemintang bak serdadu bintang.
Memaksa masuk ke pemukiman penduduk negerinya.
Dalam lelapnya hanya ada satu sekelibat cahaya.
Dari sudut ke sudut terpancang garis yang tak tersentuh.
Jiwanya yang gelap tak pernah mau disentuh pelita.
Kini malam telah berganti suram laksana debu yang membutakan.
Menjangkiti hati siapa saja yang merindukan purnama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!