Saat semua dikarantina masih ada yang kemana-mana. Pemerintah justru melakukan kebijakan aneh, tidak hanya eksekutifnya saja legislatifnya juga sama saja. Lalu muncul New Normal, kali ini apa yang akan terjadi dengan istilah New Normal pengganti kata pasrah atau sebagai penyejuk suasana.
New Normal
Skenario New Normal atau pola hidup normal baru yang akan terjadi di masyarakat Indonesia perlu dilakukan pengkajian dan perhatian kembali. PSBB yang ketat saja masih ada yang melanggar dengan berkerumun dan mencoba kebal dengan virus, bagaimana dengan normal baru yang nantinya akan sedikit longgat karena aktivitas manusia dilakukan seperti biasa namun dengan protokol kesehatan yang ketat.
Mengutip dari kompas.com Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida berpandangan bahwa belum semua lapisan masyarakat siap menerapkan pola hidup menurut dia, dibutuhkan proses adaptasi dan pencarian bentuk yang sesuai dengan kondisi masyakarat. Sebab, pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini tidak mungkin bisa langsung mengubah tatanan masyarakat yang sudah terbentuk sebelumnya.
"Perubahan itu memang bisa tidak terencana sebagaimana yang distimuli Covid-19. Namun, perubahannya seperti apa? Kita masih mengamatinya. Mungkin ada sebagian aspek yang new normal, ada yang old normal atau tatanan di masa-masa lalu, ada yang normal seperti sebelum pandemi," ujarnya, Rabu (20/5/2020). (kompas.com)
Dari pernyataan sosiolog tersebut terdapat sebuah inti pembahasan. Bahwa masyarakat perlu paham keadaan New Normal itu seperti apa. Dan berbeda dengan Old Normal yaitu keadaan dimana pandemi  belum ada di masa-masa lalu yang normal. Mengapa perlu pemahaman lebih? Karena dalam keadaan PSBB ini saja, masyarakat belum sepenuhnya menghindari apa saja yang berpotensi dapat meningkatkan kesempatan terinfeksi virus Corona dan masih melakukan aktivitas yang seakan tidak ada pandemi, atau old normal.
Kombinasi normal baru dan normal lama dapat dilakukan dalam upaya skenario New Normal  dan tetap dengan protokol kesehatan yang perlu diterapkan dengan disiplin, masyarakat sudah mulai tidak peduli dengan keadaan, ini yang perlu disadarkan kembali agar masyarakat kembali sadar dan paham dengan keadaan yang terjadi apabila skenario New Normal dapat terjadi.
Dengan isu relaksasi kemarin saja, jalanan sudah kembali padat, pasar-pasar kembali penuh dan ramai masyarakat merasakan nostalgia Old Normal yang seperti dahulu bahkan dalam keadaan pembatasan sosial berskala besar sekalipun. Bagaimana ketika skenario keadaan New Normal dilaksanakan? Apakah virus ini nantinya semakin senang tinggal di Indonesia?
Kebijakan normal baru ini menyangkut berbagai aspek dalam kehidupan termasuk ekonomi, negara mungkin memang sudah tidak sanggup memberikan bantuan-bantuan sehingga perekonomian masyarakat perlu berjalan agar mereka tetap sejahtera. Oleh karena itu kebijakn ini sangatlah kompleks dan perlu persiapan yang matang, jangan kembali menghasilkan blunder bagi pemerintah, karena rakyat yang menerima akibatnya.
Masyarakat perlu sadar dengan keadaan, normal baru berarti menunggu sesuatu, yaitu vaksin yang menjadi jalan terbaik keluar dari situasi ini. Jangan sampai terjadi  Herd Immunity, keadaan dimana penderita infeksi virus mampu menghasilkan imunnya sendiri sebab membutuhkan 70-80 persen populasi penduduk Indonesia yang perlu terinfeksi dan harus mayoritas yang dapat sembuh, sehingga sistem imun individu dapat melawan virus dengan sendirinya tapi itu berarti sekitar 190 juta jiwa perlu terinfeksi.
New Normal sebuah keadaan baru yang perlu dimengerti, apakah ini jalan pasrah pemerintah? Atau ini solusi terbaik? Saat ini masyarakat perlu mengerti dan pemerintah perlu jelas dalam memberikan sebuah kebijakan. PSBB masih longgar, bagaimana dengan New Normal?