Mohon tunggu...
yustiana yayuk
yustiana yayuk Mohon Tunggu... Administrasi - IRT

emak bekerja yang tak ingin ketinggalan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Go Food, Serasa Punya Lampu Aladin

31 Mei 2018   12:38 Diperbarui: 31 Mei 2018   12:45 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Anak-anak saya menyambut gembira ketika aplikasi Go Food ini mulai diperkenalkan, terlebih ketika semakin banyak makanan favorit mereka bermuculan meramaikan tampilan di layar Go Food. Bahkan satu sama lain saling mengabarkan bila ada makanan favorit mereka sudah ada di daftar menu  Go Food. Sepertinya mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan, praktis, pas dengan yang dicari walau sedang mager (males gerak). Pilih, sentuh, bayar pun tinggal klik, tunggu sebentar dan dalam waktu yang tidak terlalu lama makanan yang mereka inginkan ada di depan mata siap untuk disantap. Serasa punya lampu aladin, tinggal usap minta sesuatu dan cling yang diinginkan pun ada di hadapan.  Rasa malas mereka untuk bergerak seperti diaminkan dengan adanyan aplikasi ini.

Bila anak-anak melihat Go Food ini sebagai sesuatu yang asyik dan mengakomodir keinginan mereka, maka Ayahnya melihat fenomena ini dari sisi yang lain bahwa Go Food ini tidak mendidik, mengajarkan mereka untuk malas dan mengandalkan orang lain untuk memenuhi kesenangan diri. "Bagaimana perasaan kalian dengan abang Go Food yang harus berdesakan antri membeli makanan sementara mereka tidak menikmati?  Kalian ngapain, sibuk..?"

 Meski ada saja yang ngeles  ".. yaa itu kan emang kerjaan  mereka  yah.."  

Semestinya agar bisa menikmati sesuatu maka seseorang harus berjuang terlebih dahulu, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Dengan Go Food yang seperti sulapan dimana letak perjuangannya? Demikian pendapat sang Ayah.

Anak-anak pun mulai kucing-kucingan kalau mau pesan makanan via Go Food, bagaimana mau kekeuh dengan pendirian mereka wong bos yang akan membayar orderannya tidak sependapat dengan "cara" mereka mendapatkan makanan tersebut.  Masih saja  ada yang ngeles "...hmm mundur selangkah kita..."

 Untungnya saya pro Go Food dalam arti yang bijak, kebetulan saya tinggal berbeda pulau dengan anak-anak dan Ayahnya. Kembali jadi anak kost tentu saja sangat tidak praktis bila harus memasak makanan untuk satu orang. Pun saat harus jajan di warung makan atau restoran, menurut saya rasanya aneh dan kurang nikmat bila harus makan sendirian di warung makan apalagi jarak tempuh lumayan jauh untuk ukuran makan sehari-hari.  

Di saat-saat seperti ini Go Food menjadi sahabat yang tepat, pilih, klik, bayar, nikmati di kantor atau kost dengan tenang.  Jadi menurut saya sesuaikan dengan kebutuhan saja, karena jika ada waktu dan memang terasa lebih nikmat bila makanan tersebut dimakan secara live di tempat pasti akan mengagendakan waktu untuk pergi  ke tempatnya langsung.  

Bahkan menu favorit saya Mie Jowo di sudut kota Denpasar tidak masuk di aplikasi Go Food, sudah saya coba pakai fasilitas Go Shop pun jarang  petugas Go Shop yang menemukannya.  Kiosnya nempel di sebuah Toko Roti besar yang masuk di deretan terpopuler Go Food. Jadi untuk menyiasati agar tetap mendapatkan Mie Jowo melalui Go Food, pesan 1 buah roti yang paling murah  di Toko Roti, tunggu sampai ada telepon dari petugas Go Food, setelah tersambung dengan petugas Go Food baru menambahkan "pesanan yang sesungguhnya",  Mie Jowo. Entah cara ini legal atau ilegal tapi sangat membantu. Semoga menjadi masukan dan  nanti ada solusi resmi dari Go Food.

Oya belum lama anak-anak bercerita, bahwa suatu sore hujan sangat deras, di rumah tak ada makanan sama sekali, anak paling besar yang bisa nyopir dan selalu jadi andalan sedang tidak ada di rumah, Ayahnya juga sedang kurang sehat.  Akhirnya keluar kalimat sakti dari Ayahnya .. " ya sudah kita pesan makan via Go Food saja.."   yeaayy anak-anak bersorak gembira.

Jadi tetaplah bijak dan sesuaikan dengan kebutuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun