Mohon tunggu...
Yuswanto Raider
Yuswanto Raider Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru dan penulis lepas yang lahir di Surabaya pada 14 Februari 1974. Sejak tahun 2005 saya tinggal di Desa Kembangsri Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto

Hobi saya merawat tanaman, traveling, outdoor learning, dan advokasi kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inilah, Relevansi Nilai-Nilai Komitmen SMAGO "HEBAT" Dengan Pengamalan Pancasila

2 Oktober 2024   16:31 Diperbarui: 2 Oktober 2024   16:31 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BANGUN KEBERSAMAAN : Mudah saja untuk membangun kebersamaan, melalui kegiatan workshop peningkatan kinerja sekaligus sambung rasa. (Foto : Yuswanto Raider)

Siapa Kita ... SMAGO !

SMAGO ... Belajar, Berkarya, Berprestasi !

SMAGO ... Go Go Go ... HEBAT !

KABUPATEN MOJOKERTO. SMA Negeri 1 Gondang benar-benar mulai berbenah secara totalitas. Utamanya pada elemen manajemen administrasi, keuangan, dan sumber daya manusia. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengembalikan marwah sekolah sebagai tempat mendidik generasi bangsa ini.

Inisiatif itu pun seperti petir di siang bolong. Tak terduga, pemilik inisiatif itu tak lain adalah sosok Plt Kepala SMAN 1 Gondang. Beliau adalah bapak Sutoyo, S.Pd., M.Pd., yang juga masih definitif sebagai Kepala SMAN 1 Sooko.

Daya inisiatif yang muncul bukan berarti tak berdasar. Semua juga tak terlepas dari fakta carut marut sekolah yang berada di kawasan Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto itu. Meskipun usia sekolah sudah mencapai 38 tahun, faktanya sekolah ini belum mampu bersaing dengan sekolah lain sejenjang yang usianya baru 20 tahunan. Ironis bukan?

Pak Sutoyo, sapaan akrab Plt Kepala SMAN 1 Gondang itu pun, merasakan kondisi sekolah yang terkesan "babak belur". Sementara disudut tanggungjawab, sekolah merupakan kawah candradimuka bagi generasi muda untuk menggapai cita-citanya. Setelah sekitar tiga minggu usai dilantik pada 5 Agustus 2024, pak Sutoyo pun bergegas dengan inisiatifnya.

PEMIMPIN INOVATIF : Bapak Sutoyo,S.Pd.,M.Pd., saat menjadi Pembina Upacara Hari Pramuka di SMAN 1 Gondang. (Foto : Yuswanto Raider)
PEMIMPIN INOVATIF : Bapak Sutoyo,S.Pd.,M.Pd., saat menjadi Pembina Upacara Hari Pramuka di SMAN 1 Gondang. (Foto : Yuswanto Raider)

Pengalaman pak Sutoyo sebagai pimpinan di sekolah swasta dan beberapa sekolah negeri jenjang SMA, memantik pemikirannya untuk membenahi kondisi SMAN 1 Gondang. Setelah melakukan analisis dan triangulasi data factual, akhirnya inisiatif beliau muncul dalam bentuk e-budgeting menuju SMAN 1 Gondang mewujudkan sekolah "HEBAT".

Menurut pak Sutoyo, e-budgeting dilakukan sebagai upaya normalisasi distribusi dan kebermanfaatan anggaran sekolah. Sementara konsep "HEBAT" digunakan untuk mengembalikan manajemen sekolah secara totalitas. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sekigus mampu bangkit dan bergerak cepat untuk mengukir prestasi lintas batas.

"HEBAT" menurut pak Sutoyo adalah singkatan dari Harmonis, Empati, Bekerjasama, Akuntabilitas, dan Transparansi. Bilamana hal itu dapat diwujudkan dan e-budgeting disiplin dalam pelaksanaan, niscaya marwah SMAN 1 Gondang bakal maksimal dan berhasil guna. Mutu pelayanan pendidikan mudah diwujudkan selaras dengan ketercapaian prestasi sekolah.

Pada kesempatan ini, pak Sutoyo menjelaskan inisiatifnya seputar e-budgeting dan konsep "HEBAT" itu. Penulis melakukan wawancara dengan beliau lebih dari empat puluh menitan, tepatnya pada Jum'at, 27 September 2024 di loby Hotel Purnama Batu. Kebetulan saat itu bersamaan dengan kegiatan Workshop Peningkatan Kinerja Guru dan Karyawan SMAN 1 Gondang.

Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis akan menyusun hasil wawancara itu dengan gaya bertutur. Tujuannya tak lain, agar pembaca bisa langsung memahami maksud dan tujuan pak Sutoyo dengan daya inisiatifnya.

DUO LEADER : Bapak Sutoyo bersama Bapak Mudianto, S.Pd.,MM. (Kepala Cabdindik Mojokerto Raya) saat memberikan penghargaan pada pelajar SMAN 1 Gondang yang meraih medali perunggu saat PON XXI di Aceh-Sumatera Utara. (Foto : Yuswanto Raider)
DUO LEADER : Bapak Sutoyo bersama Bapak Mudianto, S.Pd.,MM. (Kepala Cabdindik Mojokerto Raya) saat memberikan penghargaan pada pelajar SMAN 1 Gondang yang meraih medali perunggu saat PON XXI di Aceh-Sumatera Utara. (Foto : Yuswanto Raider)

"HEBAT" Saat HKP

Konsep e-budgeting sudah dilakukan lebih dari sebulan sejak minggu ketiga Agustus 2024. Secara prinsip, hal itu dapat dilaksanakan meskipun masih banyak mekanisme yang terlampaui. Tetapi kondisi itu menjadi catatan tersendiri dalam tata kelola anggaran sekolah.

"Pejabat atau personal yang menjadi pelaksana maupun pengguna itulah yang akan bertanggungjawab penuh. Saya tegaskan agar mereka belajar bagaimana mekanisme dan skala prioritas dalam penggunaan dana sekolah," ungkap tegas pak Sutoyo serius.

Sedangkan konsep implementatif "HEBAT", dinyatakan mulai diberlakukan per tanggal 1 Oktober 2024 yang bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila. Bagaimana pun, konsep "HEBAT" memiliki relevansi terhadap nilai-nilai luhur Pancasila. Tentunya pemikiran itu sangat signifikan dengan Kurikulum Merdeka.

HARMONISASI

Ketuhanan Yang Maha Esa adalh sila pertama Pancasila. Dalam uraian nilai-nilai luhurnya, memberikan pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia untuk selalu menghormati hak azasi beragama. Keharusan beragama dan menjaga hidup harmonis menjadi sebuah anjuran mutlak.

Harmonisasi dalam lingkungan sekolah adalah satu dari sekian bentuk implementasinya. Seperti halnya di sekolah, bilamana kehidupan sosialnya harmonis, maka tak ada tugas yang tak dapat dijalankan dengan baik.

Mulai dari kepala sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, hingga komite dan walimurid terjalin hubungan yang harmonis. Harapan itu tentulah ideal dan pasti menghasilkan sesuatu yang baik. Harmonis dalam sekolah adalah modal membangun dan membangkitkan prestasi sekolah.

REWARD PURNA TUGAS : Bapak Sutoyo saat menyerahkan taliasih pada beberapa guru SMAN 1 Gondang yang sudah purna tugas. (Foto : Yuswanto Raider)
REWARD PURNA TUGAS : Bapak Sutoyo saat menyerahkan taliasih pada beberapa guru SMAN 1 Gondang yang sudah purna tugas. (Foto : Yuswanto Raider)

EMPATI

Sila kedua Pancasila adalah Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Saling menghormati dan peduli sesama adalah symbol kehidupan yang baik. Tak ada orang egois, sok pinter, apalagi sok menguasai dalam segala hal. Semua harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ada.

Bilamana seluruh warga sekolah memiliki daya empati tinggi, pastilah akan terbentuk kehidupan yang nyaman. Dalam kondisi itu, tentu akan sangat mendukung terwujudnya suasana kerja yang kondusif dan penuh optimistis. Makin empati kita pada sesama, tentu akan mempermudah datangnya rejeki dan kemaslahatan dalam hidup dan berkehidupan di sekolah.

Empati itu harus menjadi karakter seluruh warga sekolah. Dengan berempati tentu akan meminimalisir banyaknya persoalan yang muncul. Anda terbiasa berempati, maka anda akan mudah meraih rejeki dan prestasi.

BEKERJASAMA

Persatuan Indonesia, sila ketiga Pancasila. Penggambarannya disekilah teramat mudah. Saling jaga kepentingan masing-masing dan bias membedakan aspek perbedaan karena tugas, tentu menjadi modal utama menyatakan persatuan dan kesatuan sekolah.

Menjalin hubungan yang baik dan saling memberi manfaat adalah sesuatu yang positif. Upaya kecil dan mudah itu adalah modal untuk menasbihkan makna hakiki dari persatuan. Bayangkan bila persatuan itu betu-betul diterapkan disekolah, tentu akan banyak memberikan kebermanfaatan.

Persatuan dan kesatuan dalam sekolah sangat penting dan strategis diwujudkan. Kepentingannya untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik karena kebersamaan dalam setiap bentuk pelaksanaan tupoksi disekolah. Melalui kebersamaan akan tercipta kenyamanan dan kerukunan yang esensial.

BANGUN KEBERSAMAAN : Mudah saja untuk membangun kebersamaan, melalui kegiatan workshop peningkatan kinerja sekaligus sambung rasa. (Foto : Yuswanto Raider)
BANGUN KEBERSAMAAN : Mudah saja untuk membangun kebersamaan, melalui kegiatan workshop peningkatan kinerja sekaligus sambung rasa. (Foto : Yuswanto Raider)

AKUNTABILITAS

Sila keempat Pancasila berbunyi Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Nilai-nilai luhur didalamnya juga memuat tentang bagaimana seseorang bertanggungjawab atas pendapat dan pekerjaannya. Meskipun tak disebutkan secara langsung.

Akuntabilitas kinerja disekolah dituntut pertangungjawaban yang massif. Utamanya pada pelayanan pendidikan dan peningkatan kualitasnya. Pertanyaan 5W + 1H dalam akuntabilitas menjadi tanggungjawab para individu dalam sekolah. Sekolah yang memiliki akuntabilitas tinggi adalah sekolah yang memiliki standar operasional prosedur (SOP).

Musyawarah untuk mufakat menjadi bagian penting dalam menyusun kesepakatan bersama. Hasilnya adalah SOP sebagai produk yang harus diimplementasikan sekaligus dipertanggungjawabkan. SMAN 1 Gondang wajib memiliki SOP itu.

REWARD SANG JUARA : Bapak Sutoyo, Kacabdindik, dan Komite Sekolah memberikan penghargaan bagi pelajar SMAN 1 Gondang Kelas X a.n. Vinno, yang mampu meraih medali perunggu di cabor menembak pada PON XXI di ACeh-Sumatera Utara. (Foto : Yuswanto Raider)
REWARD SANG JUARA : Bapak Sutoyo, Kacabdindik, dan Komite Sekolah memberikan penghargaan bagi pelajar SMAN 1 Gondang Kelas X a.n. Vinno, yang mampu meraih medali perunggu di cabor menembak pada PON XXI di ACeh-Sumatera Utara. (Foto : Yuswanto Raider)

TRANSPARANSI

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah sila kelima Pancasila. Dalam tataran empiris, nilai-nilai luhur dalam sila ini dapat dijadikan pedoman untuk keberadaan transparansi sekolah. Segala sumber pendanaan wajib diketahui masyarakat, sekaligus unsur pertanggungjawabannya.

Seluruh unsur penguasa, pengguna, dan pelaksana keuangan harus menjalankan tugas sesuai SOP Tata Kelola Keuangan Sekolah. Segenap sumber pendanaan dan rincian penggunaannya, harus dapat ditunjukkan dan dipertanggungjawabkan. Bila kemudian muncul resiko atas kelalaian, maka mutlak menjadi resiko hukum para pelakunya.

Peningkatan pelayanan pendidikan dan prestasi sekolah memang penting. Namun hal itu jauh lebih penting lagi urusan transparansi keuangan sekolah. Jangan sampai sekolah menjadi kandang korupsi dengan jutaan alibi. Melalui E-Budgeting adalah salah satu cara yang harus dilaksanakan secara konsiten.

"Semua yang dijelaskan diatas pasti saya lakukan disekolah ini. Memang tidak frontal dan saya lakukan bertahap. Sekitar dua bulan memimpin sekolah ini, saya sudah dapat gambaran siapa-siapa yang acapkali manfaatkan keadaan. Pasti saya tindak bila keterlaluan!" ujar Pak Sutoyo yang sudah menerbitkan 34 buku dan karya best practice itu.*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun