Mohon tunggu...
M. Khusen Yusuf
M. Khusen Yusuf Mohon Tunggu... wiraswasta -

manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jilbab Tujuh Rupa

21 November 2013   10:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:52 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pada suatu malam, aku mendapatkan bisikan gaib. "anakku, bukalah hijabmu. bukankah engkau ingin lebih dekat denganku?"

aku tersentak. keringat dingin mengalir deras. kenapa dia menyapaku. membisikkan tentang hijab, penutup aurat bagi kaum wanita. bukankah aku seorang pria?

aku temui seseorang yang entah kenapa disebut orang pintar. jangankan gelar, menjejakkan kaki di pekarangan sekolah pun tak pernah.

aku sampaikan bisikan gaib itu kepadanya. reaksinya sama: tersentak dan keluar keringat dingin dengan derasnya. aku dipesankan untuk sesegera mungkin menyiapkan tumbal tujuh perawan berpenutup rupa. dengan warna berbeda.

aku mulai bergerilya. mencari tujuh perawan berpenutup rupa aneka warna. aku datangi kampus-kampus. aku tongkrongin mall-mall di segala kota. aku intip taman kanak-kanak dan taman bermain. aku kunjungi pesantren-pesantren. bahkan aku datangi tempat karaoke--keluarga dan yang menjauhkan dari keluarga.

tujuh hari tujuh malam aku berhasil mendapatkan tujuh perawan berpenutup muka atau berhijab atau berjilbab dengan warna berbeda. segala cara aku lakukan untuk mendapatkan mereka sebagai sesajen. tetapi tidak perlu saya ceritakan bagaimana caranya.

perawan muda berjilbab merah ku temukan pada sebuah room karaoke. bernyanyi lantang bersama belasan karibnya. pipinya bersemu merah semerah jilbabnya.

perawan muda berjilbab hijau ku temukan dalam sebuah pertemuan rutin remaja muslimah. meski aktif dalam kegiatan sosial, ia terlihat pendiam.

perawan berjilbab pink adalah guru taman kanak-kanak. ia manis. ah..para penculik anak pasti iri padaku.

perawan berjilbab kuning tak sengaja aku lihat pada pojok taman sebuah kampus. ia cantik. itu saja. titik.

perawan berjilbab biru. sstt...jangan bilang siapa-siapa. dia ku culik dari kerumunan massa saat rakernas sebuah partai politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun