Mohon tunggu...
Yusup Bachtiar
Yusup Bachtiar Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Kewarganegaraan, Founder Bekasi Progresif

Pejuang Pendidikan, Pendidik Pejuang

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Nasionalisme 120 Menit

24 September 2013   13:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:28 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Oleh

Yusup Bachtiar

Begitu panjang perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Butuh waktu yang lama pula untuk mensolidkan segala bentuk perbedaan dan ambisi dari berbagai sudut perjuangan dari sudut daerah, suku, ras, agama dan golongan. Selain itu butuh penyatuan konsep yang lama pula untuk memperkokoh ideologi bangsa Indonesia dalam menata roh negeri ini. Namun itu terjawabkan dalam catatan sejarah dan doktrinasi bahwa Indonesia butuh 350 tahun lamanya untuk memperoleh sebuah kebebasan dari belenggu penjajah yakni sebuah kemerdekaan dan sebuah pernyataan kuat terhadap negeri ini dari tangan pihak asing. Perjuangan mengatas namakan bangsa Indonesia, bahasa persatuan Indonesia dan tanah air satu Indonesia tercinta.

Kini bentuk perjuangan nampak berbeda dan begitu serentak saat-saat ini. Bukan lagi berperang militer dengan bangsa asing, bukan lagi berkeluh kesah akan sebuah penderitaan dan bukan lagi meneteskan darah. Melainkan sebuah suka cita tergores dalam sebuah sejarah yang berbeda yakni sebuah perjuangan yang nampak bergelora menyuarakan dukungan kepada Tim Nasional Indonesia dalam perhelatan puncak Piala AFF U-19 di Gelora Delta Sidoarjo Surabaya. Semua bersorak-sorai menyuarakan dukungan dengan mengesampingkan kepentingan pribadi, kelompok, warna tim daerah, ideologi, ras, agama dan emosional hanya untuk satu dukungan kepada dwi warna merah-putih Indonesia tercinta.

Momen ini menjadi sejarah besar setelah 22 tahun menanti sebuah prestise besar terhadap negeri ini. Dengan adanya momen tersebut pun menjadi sebuah hikmah nasionalis bangsa. Melihat kemelut negeri ini seperti tak ada usai karena selalu bergelut dengan kongkalikong kepentingan akhirnya terjawabkan. Bangsa Indonesia berbondong-bondong bukan untuk merebutkan kepentingan pribadi, warna kepentingan, ideologi, golongan, ras, agama dan lain-lain melainkan sebuah warna nasionalisme Indonesia. Meski waktu yang singkat tapi momen tersebut menunjukkan bisa membuat masyarakat atau bangsa Indonesia dapat kembali memunculkan kecintaannya terhadap negeri ini. Pandangan optimis dan bangga pula turut menghiasi suka cita itu.  Mudah-mudahan dengan adanya hal tersebut dapat memberikan motivasi kuat yang tak hanya bertahan sesaat. Waktu yang singkat ini bukan semata-mata untuk mempersingkat nasionalisme kita melainkan jadikan hal ini menjadi sebuah amunisi untuk termotivasi melakukan hal yang positif untuk negeri makmur dan asri tercinta INDONESIA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun