Mohon tunggu...
Yusuf Zaidan
Yusuf Zaidan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Ilmu Sejarah - Universitas Airlangga

We're Gonna win, Whatever it takes

Selanjutnya

Tutup

Trip

Makam Sunan Bungkul: Wisata Religi di tengah Gemerlap Kota Surabaya

2 Juli 2023   16:59 Diperbarui: 2 Juli 2023   17:39 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makam Sunan Bungkul: Wisata Religi di tengah Gemerlap Kota Surabaya

Siapa sangka, di balik gemerlap Kota Surabaya terdapat wisata religi yang bisa dikunjungi. Terletak di jantung kota, tepatnya di Jalan Taman Bungkul, Darmo, Kecamatan Wonokromo Surabaya, Makam Sunan Bungkul atau Mbah Bungkul masih eksis hingga sekarang. Bangunan cagar budaya ini masih bertahan di tengah keramaian dan gemerlapnya  Taman Bungkul.

Sunan Bungkul atau Ki Ageng Sopo adalah bangsawan yang hidup di masa Kerajaan Majapahit. Pada saat itu, mbah Bungkul menyebarkan agama islam di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Menurut cerita yang beredar, usia Sunan Bungkul telah mencapai 300 tahun dan telah memiliki murid hingga di pelosok Jawa Tengah. Setelah tiba di Majapahit, beliau hidup di daerah Bungkul. Oleh karena itu, beliau dikenal sebagai Sunan Bungkul.

Pada dasarnya sumber yang didapatkan untuk menelusuri seluk beluk kehidupan Sunan Bungkul didapatkan melalui tradisi lisan. Hal ini merujuk pada sulitnya sumber tertulis yang dapat dijadikan dasar rekonstruksi sejarah masa hidup Sunan Bungkul. 

Menurut Adrian Perkasa, Sejarawan Universitas Airlangga, Sunan Bungkul pernah melakukan sayembara untuk mencari menantu dengan melarung buah delima. Akhirnya, buah delima tersebut ditemukan oleh Sunan Giri saat sedang berwudhu di aliran sungai Ampeldenta. Sunan Giri Lantas menemui Sunan Ampel untuk menanyakan buah delima yang memiliki aura berbeda dibanding buah delima pada umumnya. Sunan Ampel yang mengetahui sayembara yang sedang dilakukan oleh Sunan Bungkul dengan segera memerintah Sunan Giri untuk menikahi Dewi Wardah yang merupakan putri Sunan Bungkul.

Usut punya usut, salah satu juru kunci dari makam Sunan Bungkul bernama Soebakri Siswanto mengatakan, sulitnya mencari sumber tentang Sunan Bungkul dipengaruhi oleh wejangan dari para juru kunci terdahulu yang tidak ingin secara gamblang menceritakan kisah Sunan Bungkul karena perintah dari Sunan Bungkul itu sendiri.

Di pelataran makam Mbah Bungkul terdapat makam, mushola dan sumur tua yang diyakini peninggalan Mbah Bungkul yang masih dalam kondisi baik. Mushola yang bangunannya sudah direnovasi agar lebih terlihat seperti mushola modern ini konon  dibangun oleh Mbah Bungkul. Pemakaman tersebut memiliki sumur tua yang ditumbuhi sawo kecil dan pohon pisang, kemungkinan besar dibuat oleh mbah Bungkul dan Raden Rahmat.

https://seputarsurabaya.jurnalisindonesia.id/read/83380/Menelisik-Awal-Mula-Penyebaran-Islam-di-Surabaya-Lewat-Legenda-Mbah-Bungkul
https://seputarsurabaya.jurnalisindonesia.id/read/83380/Menelisik-Awal-Mula-Penyebaran-Islam-di-Surabaya-Lewat-Legenda-Mbah-Bungkul

Mayoritas pengunjung datang ke Makam ini sebagai bentuk tawadhu kepada Sunan Bungkul. Disisi lain, kisah yang telah turun-temurun diceritakan tentang tapak tilas Sunan Bungkul mempengaruhi motif lain pengunjung yang datang. Menurut Siswanto beberapa pengunjung datang untuk meminta jodoh dan mencari kekuatan. Hal tersebut sangat dipengaruhi melalui kisah Sunan Bungkul yang lekat dengan sayembara untuk mencari pasangan hidup bagi sang putri serta kepercayaan masyarakat yang percaya bahwa Sunan Bungkul merupakan ahli pusaka.

Setiap tahun, khususnya pada bulan Juni, Makam Sunan Bungkul mengadakan haul untuk memperingati meninggalnya Sultan Bungkul. Dalam kegiatan tersebut beberapa kegiatan dilakukan, seperti pengajian, ceramah dan makan bersama sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun