Mohon tunggu...
Yusuf Yanuar Y.
Yusuf Yanuar Y. Mohon Tunggu... Lainnya - .

...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Respon | Yesus Kristus adalah Satu-satunya Jalan

6 April 2024   11:48 Diperbarui: 6 April 2024   14:06 1611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di media sosial sedang beredar tentang pengajaran dari pester muda Brian Siawarta yang mengaku sebagai Kristen progresif dan menyatakan bahwa Yesus Kristus bukanlah jalan satu-satunya untuk masuk sorga, menurutnya percaya Yesus Kristus merupakan salah satu jalan saja untuk masuk sorga. Kristen progresif sendiri tidak mengakui otoritas final dari Alkitab. Saudara, pengajar sesat semakin merajalela mereka dengan giat menyebarkan kesesatan yang membawa kepada kebinasaan. Yohanes 14:6, Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku", Tuhan Yesus sendiri menyatakan dengan tegas dan pasti bahwa tidak ada jalan lain untuk sampai kepada Allah kalau tidak melalui Yesus Kristus. Allah kita memang adalah kasih, Dia memelihara setiap ciptaan-Nya entah yang percaya kepada Yesus ataupun di luar iman Kristen namun untuk keselamatan sendiri dengan pasti Alkitab mengajarkan bahwa Allah tidak berkompromi dengan dosa, setiap orang yang berdosa pasti akan binasa di dalam neraka abadi.

Saudara kasih Allah bukanlah kasih murahan yang begitu mudahnya dapat di bayar dengan segala amal kebaikan kita, sebaik apakah kita orang berdosa ini dihadapan Allah ? Tuhan memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak (Mazmur 14:2-3). 

Kristen Progresif dengan pemikiran liberal mereka, berusaha merendahkan kualitas kasih Allah itu sendiri, mereka berusaha menggugat kasih dan keadilan Tuhan yang sempurna, yang pada akhirnya pikiran berdosa merekalah yang lebih di utamakan daripada pikiran Allah yang dapat kita dalami dan mengerti melalui Alkitab. Saudara yang kekasih di dalam Kristus Yesus, toleransi beragama bukanlah sekedar kita menyama-nyamakan pandangan keagamaan dengan semangat humanis akan tetapi bagaimana kita tetap dapat saling mengasihi dan menghormati dari setiap perbedaan pandangan agama/kepercayaan tanpa harus mengorbankan prinsip kebenaran dari setiap agama/kepercayaan. 

Iman Kristen jelas mengajarkan bahwa tidak ada keselamatan di luar Yesus Kristus, orang di selamatkan oleh anugerah Allah semata melalui iman percaya kepada Kristus bukan karena perbuatan baik atau kesalehan seseorang. Kita tidak perlu menjadi penjilat untuk menunjukkan kasih kita kepada saudara kita yang Muslim, Hindu, Budha, pemeluk aliran adat kepercayaan dengan seolah-olah begitu humanis sampai-sampai kebenaran kekristenan di abaikan. "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat".

Dengan kebebasan media sosial saat ini, sebagai murid Kristus kita harus semakin waspada dengan segala pengajaran yang ada di dunia maya. Kita harus menguji setiap pengkotbah atau pendeta atau romo apakah yang mereka ajarkan adalah kebenaran yang membawa hidup atau kesesatan yang membawa kepada kebinasaan, Alkitab adalah standart kebenaran yang mutlak bagi setiap orang Kristen. Mari kita juga terus mendoakan para hamba Tuhan yang setia dengan pengajaran yang sehat untuk terus menyuarakan kebenaran Injil Kristus dengan lantang dan gagah berani supaya domba-domba Kristus terpelihara dengan sempurna dalam kebenaran Allah.

                 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun