Mohon tunggu...
Yusuf Yanuar Y.
Yusuf Yanuar Y. Mohon Tunggu... Lainnya - .

...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Putri Anggun, Aku Diam

20 Januari 2024   10:30 Diperbarui: 20 Januari 2024   10:32 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dirasa ada rasa tentang putri anggun, semampai berhias gaun lembayung
Jiwa mengendap senyap tatap ayunya sampai lupa menghirup udara
Aku menyapa putri dalam batin ketika hati berkelana tanpa ujung
Di timur fajar berbisik "mari panggil nama si semampai anggun, jangan berlambat, putri di kejar asmara"
Ketika di barat senja berseru " ikat hatinya erat ! sebab putri akan patah hati dan berkabung"
Putri apakah aku menjadi berkatmu atau malahan menjadi bencana ?
Jika hati telah tertambat apakah akan tetap kuat, sampai berhenti detak jantung?
Apakah putri anggun tetap setia saat lapar dan haus ? atau bersungut ketika bersolek sirna ?
Apakah aku tetap setia meski putri telah berkerut dan cantiknya pudar di telan usia tak terhitung?
Biarlah Allah yang penuh kasih setia ada diantara kita, jelita anggun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun