Hembusan angin utara meliukkan trembesi muda, tarian senja
Awan barat merona, berdandan hendak sambut malam
Barisan sriti hinggap bersamping-sampingan sesak di dahan akasia kering tua
Lampu jalan desa mulai bingar, bocah-bocah berlarian menuju langgar
Aku masih duduk rapi di bangku rotan, menunggu Putri Senja menyapa
Adzan berkumandang, menggetarkan kaca jendela si Jelita
Kekasihku..Putri Senja, jangan kuatir aku sabar..
Jelitaku..Putri Senja jangan tergesa, urus ibu lebih utama
Ya..ibu yang lunglai sejak tahun lalu sebab stroke
Putri Senja kita akan rawat ibu bersama, jangan berduka
Sekotak martabak aku bawa, untuk lepaskan penatmu
Sepasang telingaku, seikat hatiku aku siapkan untuk kisahmu..Putri Senja