Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf
Muhammad Yusuf Mohon Tunggu... -

Peternak Blog, Dosen, Pemilik dan Penulis www.bloggingdapatuang.com, Penikmat Tahu Campur dan Es Degan Leci

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tuhan Itu Ada, Tidak Ada Kesaksian

24 September 2011   19:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:39 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dalam perbincangan di warung kopi, si Paijo bertanya kepada si Parmin, “Apa benar Tuhan itu ada ?”. Pertanyaan ini bukannya karena dia atheis dan tidak percaya adanya Tuhan. Tetapi lebih pada dialektika dalam dirinya tentang Tuhan. Seringkali ia berdoa tapi tak kunjung terkabul doanya. Setiap kali berharap kesuksesan, ternyata yang ditemui adalah kegagalan. Sering pula yang datang dalam kehidupannya adalah hal-hal yang tidak dia inginkan. Tidak jarang pula ia geleng-geleng kepala melihat banyaknya fenomena yang tidak masuk akal seperti saat membaca sebuah koran, dan ada berita seorang ibu melemparkan anaknya dari lantai atas sebuah mall. Maka anaknya yang berumur sekitar 4 tahun langsung meninggal seketika, kemudian sang ibu ikut meloncat juga, namun tidak sampai meninggal dunia, hanya langsung dibawa ke UGD. Si Paijo juga pernah mengalami bagaimana kehidupannya begitu carut-marut. Padahal dia sudah sholat 5 kali sehari dengan baik. Sementara sang koruptor yang telah merampok uang rakyat bermilyar-milyar, malah bisa menikmati kehidupan dengan enaknya. Tidak ditangkap, bisa jalan-jalan ke luar negeri. Atau artis-artis di Hollywood yang tidak perlu sholat tapi bisa menikmati hidup gemerlap. Lalu dimana letak pentingnya sholat ?? Semua hal itu berkecamuk dalam kepala Sang Paijo. Lalu muncullah pertanyaan itu. Parmin yang ditanya seperti itu, langsung kaget dan menuding ke Paijo, sambil berkata, “Kamu ini 10 tahun di pesantren, tapi kok tanyanya begitu “. Sang Paijo pun terdiam. Di satu sisi dia merasa bersalah, di sisi lain memang benar adanya bahwa ia sedang mempertanyakan itu. Lalu keluarlah nasihat-nasihat dari mulut Parmin, “Kamu mesti secepatnya tobat. Istighfar sana”. Kita ini kan beragama Islam, sudah disebutkan bahwa Tuhan kita adalah Allah SWT. Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. ” Paijo pun terdiam melihat Parmin yang langsung berkhotbah layaknya khotib di mimbar jumat. Kata-kata Parmin itu sudah hafal dikepalanya. Tiap jumat dia mendengar kata-kata yang seperti itu. Belum lagi pas ceramah-ceramah agama yang dia tonton di TV. Tapi dia merasa bahwa itu semua hanya ada di kepala. Hanya pengetahuan dan hafalan. Tidak bisa menjawab pertanyaan terdalam tentang kesadaran Ketuhanan yang dia pertanyakan. Ketika dia pulang ke rumah, istrinya yang sudah 10 tahun menikah tetapi belum hamil juga tiba-tiba berkata, “Mas, aku positif hamil.” Paijo kaget dan tidak bisa berkata apa-apa. Tanpa diduga dia mengucapkan, “Alhamdulillah”. Tanpa dia sadari telah mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT. Seketika dia menyadari bahwa setelah 10 tahun kesana-kemari, ke dokter, terapi alternatif, pijat dan banyak cara lain dia coba untuk punya anak, tetapi tetap nihil. Tanpa disangka-sangka tiba-tiba istrinya positif hamil padahal sudah lama tidak ke dokter kandungan. Akhirnya dia menyadari tidak ada yang bisa menghentikan proses menstruasi kecuali hanya Sang Maha Pencipta. Langsung Paijo bersujud syukur dan bergegas sholat, sambil berkata dalam hati, “ Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Engkau adalah nyata adanya”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun