Mohon tunggu...
Yusuf Sulaeman
Yusuf Sulaeman Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa dan karyawan di usaha wiraswasta

saya yusuf sulaeman anak ke 3 dari 5 bersaudara, saya suka menulis cita cita ingin menjadi seorang guru dan saya ingin mempunyai usaha dibidang wedding organizer sebagai kerjaan sampingan selain daripada menjadi seorang guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pertemuan ke-2 Pengenalan Evaluasi Pembelajaran dan Program Pendidikan

13 Oktober 2023   20:05 Diperbarui: 13 Oktober 2023   20:06 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar KKN DESA CIRACAS PURWAKA (Dokpri)

Kata evaluasi berkembang menjadi beberapa istilah salahsatunya assesment banyak konsep yang berkembang untuk membahas tentang evaluasi dan assesment, Tetapi dari sudut atau pandangan saya bahwa evaluasi itu cakupannya lebih luas dari pada assesment.  Evaluasi dalam bahasa inggris yaitu Evaluation Assesment atau penilaian, evaluasi ini berkaitan dengan sistem contohnya sistem pendidikan yang dimana masih masuk ke dalam konteks evaluasi dan kalau assesment itu merupakan bagian dari pada sistem itu sendiri misalnya assesment hasil belajar yang dimana hasil belajar itu merupakan dari sistem pendidikan.

Tetapi di beberapa negara bahkan di Indonesia juga banyak yang menggunakan kata evaluasi dan juga kata assesment, kita boleh menggunakan yang mana saja asalkan kita tahu akan konteksnya. Evaluasi ini dalam pelaksanaanya bisa melibatkan pihak eksternal seperti halnya apabila kita mengevaluasi kurikulum bukan hanya ahli bidang studi, bukan hanya ahli bidang bahasa saja tetapi saat evaluasi itu kita membutuhkan ahli kurikulu,  oleh karena itu tentu saja yang di butuhkan adalah pakar ahli kurikulum dan kita harus mengadakan kontrak untuk konsultasi terkait kurikulum.

Sedangkan untuk kata assesment itu konteksnya internal misalnya guru memberikan nilai kepada murid tidak perlu ada konsultan dan yang namanya evaluasi itu bukan hanya cakupannya saja yang lebih luas tetapi memang memebutuhkan banyak ahli bidang studi, banyak ahli bahasa atau mungkin ahli disiplin ilmu yang lain yang belum tentu ia memahami tentang evaluasi.

selain itu mari kita pahami tentang fungsi dari evaluasi itu sendiri yang termuat dalam buku michael scriven tahun 1967 beliau mengemukakan kata formatif dan sumatif  yang dimana kata tersebut sangat terkenal bukan hanya di Indonesia bahkan di seluruh dunia menggunakan istilah itu dan bukan hanya dalam konteks pembelajaran tetapi dalam konteks program keseluruhan.

Fungsi Formatif yang dilaksanakan di Indonesia seringkali pelaksanaannya keliru, guru memberikan formatif kepada siswa yang pada akhirnya nilai-nilai formaif itu dijadikan dasar pertimbangan untuk menentukan kenaikan kelas atau sebuah kelulusan nah ini yang salah. Kalau misalnya mau dijadikan dasar kelulusan atau kenaikan kelas sebaiknya jangan dilakukan tes formatif misalnya sebut saja itu ulangan harian atau itu tagihan hafalan, karena kalau formatif jelas-jelas itu formatif disebutnya maka fungsinya adalah fungsi improvement yaitu fungsi perbaikan. Fungsi Sumatif ini merupakan fungsi untuk penyempurnaan setelah semua bahan atau materi telah di sampaikan.

Di sisi lain kita juga harus mengetahui bentuk dan teknik dari evaluasi. Teknik evaluasi ini dapat kita klasifikasikan menjadi dua kelompok besar ada yang disebut dengan tes dan ada yang disebut dengan non-tes. dimana untuk Tes itu sendiri ada tiga teknik  yaitu ada tertulis, lisan dan perbuatan untuk tes tertulis ini terbagi menjadi dua bentuk  ada bentuk uraian dan objektif dan untuk tes lisan juga terbagi menjadi dua cara yaitu ada indvidual dan juga kelompok  sedangkan untuk tes perbuatan/praktek itu bisa di lakukan secara individu dan secara kelompok.

prosedur pelaksanaan evaluasi pembelajaran itu sendiri yang pertama harus ada perencanaan dimana perencanaan itu mulai dari merumuskan tujuan evaluasi, menganalisis silabus, merumuskan kisi kisi, menyusun soal, uji coba soal, revisi soal dan merakit ulang soal, Setelah data terkumpul kita lakukan pengolahan data juga pembahasan dan interpretasi kemudian kita membuat rekomendasi. Pada tahap analisis silabus dan objek yang kita analisis itu adalah kompetensinya jadi pada jenjang kemampuan mana yang akan kita ukur kemudian kita juga merumuskan indikator sesuai dengan jenjang kemampuan lalu berdasarkan indikator tersebut kita memulai untuk mebuat soal.

Setelah rumusan indikator dan soal selesai, mulailah menyiapkan lembar jawaban soal dan kita juga menyiapka pedoman penyekoran karena seringkali guru membuat kisi-kisi, soal, merumuskan indikator, dan lainnya tetapi tidak membuat pedoman penyekoran akhirnya hal tersebut akan berdampak pada proses interpretasi dari data yang sudah terkumpul dan setelah semuanya selesai kita akan melakukan uji coba terbatas  paling tidak satu kelas itu 26 siswa atau lebih kemudian hasil uji coba itu harus kita koreksi dan kita hitung skornya.  Dan setelah skor di peroleh barulah kita dapat menentukan nilai setelah dibuat konversi nilai.

Itulah sekilas pengenalan terhadap evalusi pembelajaran dan program pendidikan mudah-mudahan dapat bermafaat bagi kita semua.

TERIMAKASIH ..!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun