Mohon tunggu...
Yusuf Sufyan
Yusuf Sufyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ekonomi Islam Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Untuk Kenyamanan Ibadah di Masjid, Mahasiswa Undip Adakan Program Skrining Otomatis

20 September 2021   05:57 Diperbarui: 20 September 2021   05:59 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Semarang, 28/07/2021) Sebagai upaya dalam mengurangi penyebaran virus COVID -- 19 di Masjid Al Muhtadun, Kelurahan Lamper, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam PKM-PM membuat sebuah inovasi skrining otomatis berbasis internet of things untuk deteksi dini COVID-19 jamaah. Alat yang diberi nama SKRIND ini dilengkapi dengan sensor suhu thermal camera, dan sensor servo untuk menyemprot hand sanitizer otomatis.

Kegiatan penyerahan SKRIND dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai dobel masker, melakukan pengecekan suhu serta tidak melibatkan banyak orang, mengingat sedang berlangsung kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat-Darurat (PPKM). Pada kegiatan ini, SKRIND diserahkan langsung kepada takmir Masjid Al Muhtadun. Selain itu kegiatan ini sekaligus mensosialisaikan SKRIND kepada takmir masjid, hal tersebut agar dapat langsung dimanfaatkan oleh jamaah. "Alhamdulillah, semoga Alat ini bisa memberikan kebermanfaatan untuk jamaah dan mencegah penularan Covid - 19," ujar takmir Masjid Al-Muhtadun.

Dewi Jihan selaku ketua tim mengatakan bahwa dengan alat yang diberi nama SKRIND dinilai efektif mendeteksi suhu jamaah Masjid Al Muhtadun, "Karena masjid Al Muhtadun aktif melakukan beberapa kegiatan seperti, pengajian, Jumat berkah, Taman Pendidikan Quran (TPQ). Sehingga, mobilitas jamaah dalam mengunjungi masjid cenderung meningkat, dan perlu diperhatikan protokolkesehatannya agar tidak menjadi cluster baru," tururnya.

Mahasiswa yang kerap disapa Deji ini menjelaskan, pengunjung yang ingin masuk akan berdiri di titik pengukuran dan mengulurkan tangannya di bagian bawah alat. Setelah itu, secara otomatis sensor dari alat ini akan langsung bekerja, mulai dari pengukuran suhu, dan hand sanitizer otomatis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun