R
estorasi peran mahasiswa sangat lah penting mengingat bangsa kita sangat membutuhkan para kaum akademisi yang akan menjadi tulang punggung bangsa kedepan dimana mahasiswa adalah agent of change atau study today leader tomorrow. Lantas apa yang diharapkan dari restorasi mahasiswa..?
mari kita bersenandung dengan rayap-rayap masa silam, dimana peran pemuda (mahasiswa) sangat menentukan kemerdekaan bangsa ini. Salah satunya adalah Peran boedioetomo mendirikan perkumpulan yang menentang penjajahan, yang sekaligus menjadi arwah perjuangan bangsa ini menggapai kemerdekaan, dan perjuangannya sekarang menjadi hari kebangkitan nasional.
Peran soekarno dan para pejuang yang melawan segala bentuk penindasan dan penjajahan di tanah ibu pertiwi, yang pada akhirnya memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini. Sehingga sekarang kita bisa menjadi bangsa yang utuh dan berdaulat
Peran Soe Hok Gie, tokoh mahasiswa yang sangat luar biasa, kritis dan keras terhadap segala penindasan dijaman orde lama. Yang menjadi inspirasi para aktifis tahun 70, 80 dan 98.
Peran mahasiswa 1998, yang melengserka Soe Harto dari tahta yang ia huni selama 32 tahun lamanya. Sebuah aksi heroik yang diperankan oleh seluruh mahasiswa indonesia yang akhirnya menggapai reformasi.
Lantas ukiran sejarah apa yang akan kita buat.?
“siapa yang peduli 100-200 tahun kita akan mati menjelma tanah sama seperti milyaran orang lainnya. Dilupakan oleh waktu dihidupkan oleh kisah perjuangan” apa yang akan kita buat dengan perjuangan.? Agar hidup kita tak dilupakan waktu. ..!
Menurut Ridarmin S.Kom, M.Kom, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu sebagai penyampai kebenaran (agent of social control), sebagai agen perubahan (agent of change), dan sebagai generasi penerus masa depan (iron stock).
Selalu kaum muda yang ada dibarisan terdepan dalam membangun bangsa ini, maka yang diperlukan mahasiswa saat ini, saya kira bukanlah pembangunan tetapi sebuah restorasi peranan mahasiswa sebagai mana mestinya yaitu : sesuai dengan tridarma perguruan tinggi dimana mahasiswa tidak hanya mendapatkan pendidikan formal di bangku kuliah saja, tetapi ada dua peran yang cenderung dilupakan oleh para kaum akademisi. Yaitu penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat. pengabdian terhadap masyarakat yang mengalami penindasan dan perbuatan kesewenang-wenangan oleh pemerintah yang tidak bertanggun jawab. Mahasiswa juga harus kritis dan berperan aktif dalam gejala sosial yang ada di masyarakat dan mengawal pemerintahan dimana selalu ada kebodohan-kebodohan para penguasa, Korupsi, Moral dan kebodohan lainnya.
Restorasi mahasiswa adalah sebuah keharusan, maka untuk menggapai restorasi mahasiswa ada beberapa solusi yang saya kira sangat substansial, yaitu dengan perbaikan semangat para kaun intelektual (mahasiswa)
Pertama semangatnya adalah perbaikan.
Kenapa perbaikan dengan sadar dan rendah hati kita harus mengakui bahwa adanya kekurangan dan kelemahan pada mahasiswa, berdasarkan kelemahan dan kekurangan itulah kita harus melakukan koreksi dan introsfeksi diri diawali dengandiri kita sendiri. Untuk meneguhkan kembali jati diri mahasiswa maka perbaikan menjadi mutlak adanya.
Kedua semangatnya adalah berorganisasi.
Kenapa berorganisasi karna di organisasi lah kita dapat menambah ilmu kepemimpinan, kebersamaan, wawasan, dan pergaulan yang berguna bagi kita sendiri dan bagi orang lain yang tidak kita dapatkan di perkuliahan.
Di eropa sana, ada lembaga yang menyelidiki orang-orang sukses diseluruh dunia yang bernama “bank data raksasa”yang ada di swiss. Mereka menyimpulkan bahwa orang-orang diseluruh dunia yang sukses menggunakan intelegensi quetience (kecerdsan intelektual) yang di dapatkan didala perkuliahan hanya di bawah 8% paling banyak 20%, luar biasa bukan sisanya 80% di raih dengan menggunakan emotional quetience (kecerdasan emosi) dan spiritual quetience (kecerdasan spiritual) yang hanya bisa kita dapatkan didalam organisasi.
Ketiga adalah semangatnya pembaharu
Kenapa pembaharu, karna kita sangat kekurangan kaum muda pembaharu yang akan merestorasi bangsa ini. Pembaharu yang terjun kemasyarakat sehingga menjadikan masyarakat yang makmur, pembaharu yang menjadi pemimpin bangsa yang menjadikan masyarakat adil dan sejahtera, dan pembaharu untuk dirinya sendiri..
Kita sebagai mahasiswa, apa tidak miris jika rakyat dan lingkungan sekitar kita menderita? Apa kita tidak malu disebut mahasiswa, namun tak dapat berbuat apa-apa? Pantaskah kita disebut mahasiswa yang hanya menuntut ilmu di kampus terus mendapat IPK tinggi, sementara saudara kita di lain tempat menderita akibat kebijakan pemerintah yang semena-mena? Mari kita renungkan, apakah yang kita lakukan sekarang sudah mencerminkan peran mahasiswa yang sebenarnya.
Salam mahasiswa..!!
[i] Penulis adalah mahasiswa jurusan Sistem Informasi dan aktif di organisasi eksternal kampus yaitu HMI Komisariat Unikom dan menjabat sebagai PTKP HMI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H