Mohon tunggu...
Yusup Nurohman
Yusup Nurohman Mohon Tunggu... Penulis - We Love Learn Sociology

pengembara angkringan, masih mencari apa yang lebih dari sekadar materi mari bercengkrama di @yusufseo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Trik Jitu Warmindo Tetap Menjadi Idaman Masyarakat

21 Desember 2020   12:04 Diperbarui: 21 Desember 2020   12:45 2320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
warmindo masih menjadi pilihan bagi masyarakat (foto: twitter @rizkiyulis_n)

          Warmindo saat ini menjadi industri yang popular di kalangan masyarakat. Selain harga yang terjangkau juga ada rasa khas tersendiri dari abang pembuat indomie ini. Sebelum nama warmindo popular bagi masyarakat ada sebagian orang yang menyebutnya sebagai burjo atau warung bubur kacang ijo. Memang sedikit tidak nyambung bagaimana warung burjo berubah menjadi warung indomie.

          Menurut sejarahnya memang awalnya warmindo hanya menjual bubur kacang ijo yang dilengkapi dengan roti dan ketan hitam. Tetapi penjual kala itu berpikir mengapa tidak ditambahkan dengan jualan yang lain? Karena warung ya mereka jual apa yang punya.sehingga ditambahlah sedikit-demi sedikit mulai dari mi instan hingga gorengan. Nama burjo sendiri sebenarnya identik dengan wilayah Kuningan Jawa Barat. Makanya biasanya rata-rata yang jual adalah AA orang sunda. Burjo sendiri saat itu menjadi makanan jajanan dan pengganti nasi karena burjo selain sedap tetapi juga mengenyangkan.

          Burjo memang sudah menjadi tradisi yang turun-temurun dari generasi ke genrasi. Dari zaman dahulu ya masih seperti itu, istilahnya ya penyajianya yang simpel. Hanya ada sedikit perubahan pada cara berdagangnya yaitu dimulai dari dipikul keliling hingga menetap seperti waktu sekarang. Seperti halnya ada salah satu burjo di Tembalang Semarang yaitu burjo TOTEM yang sudah berdiri sejak 1933. Burjo TOTEM merupakan burjo pertama di Tembalang pada waktu itu dan terus mengalami perkembangan yang pesat

            Lalu bagaimana nama burjo berubah menjadi warmindo yang dikenal saat ini? Sekitar tahun 80-an Indofood mulai menawarkan mi instan produk mereka ke burjo. Akhirnya saat itu dicoba dan diaplikasikan dan memang cocok. Sehingga saat ini indofood sudah melabeli warung-warung burjo di wilayah Indonesia. Memang terjadi mutualisme antar kedua produk ini disisi lain sebagai identitas di sisi lain juga menguntungkan pemasaran produk indomie yang meluas ke masyarakat.

            Bagaimana trik warmindo tetap menjadi warung langganan masyarakat? Yang pertama dimulai dari penjual yang mayoritas adalah abang-abang. Entah mengapa memasak sendiri dengan yang di warung itu berbeda rasanya masih menjadi misteri hehe apalagi yang masak abang-abang. Terus juga adanya prodak indomie yang menjadi unggulan warmindo yang diolah tidak hanya mi saja.tetapi di variasikan dengan rasa-rasa yang lain. 

Seperti dibuat omelet dimasak dengan telur dan sayur atau dicampur dengan makanan lain. Hal itu juga diimbangi oleh produk indomie yang memiliki varian rasa yang berbeda-beda. Ada indomie rendang, geprek, goreng original, goreng aceh, dan lain-lain. Hal itulah yang membuat warmindo tetap digemari masyarakat. 

Warmindo ternyata bukan hanya sebuah industry atau UMKM biasa ada hal yang menarik yaitu adanya rasa solidaritas sosial yang terjalin antar warmindo. Banyak paguyuban di daerah Indonesia yang membuka warmindo melihat potensi yang terus berkembang dan biasanya di lingkungan kampus-kampus yang rata-rata pembelinya adalah mahaisiwa. Usaha ini juga terjangkau harganya dan ada rasanya seperti bintang lima hehe.

     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun