Mohon tunggu...
Yusuf Niwa
Yusuf Niwa Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

masih Belajar membaca dan menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pekan Kondom dan Realita Seks Bebas

5 Desember 2013   21:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:16 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Baiklah, sebenarnya saya agak enggan untuk berlama-lama mengungkit-ungkit masalah pekan k*nd*m yang menghebohkan jagat nusantara itu. Pro kontra adalah reaksi yang wajar dalam masyarakat terkait berita tersebut. Masing-masing pihak memiliki alasan masing-masing terkait pekan k*nd*m. Sebagian berpendapat bahwa pekan k*nd*m tidak jauh-jauh dari kampanye seks bebas. Apalagi, beredar kabar bahwa kegiatan pekan k*nd*m ada yang merambah lingkungan kampus. Pertanyaannya kemudian adalah sejauh mana pekan k*nd*m dapat mengedukasi masyarakat terkait penanggulangan HIV/AIDS?

Di satu sisi kita melihat bahwa pemerintah telah mengambil upaya nyata untuk mengkampanyekan pencegahan AIDS. Namun harus diakui bahwa pekan k*nd*m telah menguak sisi lain kehidupan remaja, yakni fenomena seks bebas. Inilah masalah yang sebenarnya lebih mengkhawatirkan karena seks bebas adalah salah satu jalan tol penyebaran virus HIV.

Lihat saja pola pergaulan sebagian remaja masa kini yang tanpa malu-malu mengumbar kemesraan di tengah keramaian, dan mengumbar kemesuman di tengah keremangan. Video-video mesum pelajar bertebaran di dunia maya. Tak jarang dijumpai fenomena pergaulan anak kos yang bebas membiarkan tamu lawan jenis menginap. Menjelang pergantian tahun, angka penjualan k*nd*m meningkat. Penginapan-penginapan ramai dibooking. Realita-realita tersebut menjadi tamparan tersendiri bagi kita, bahwasanya seks bebas telah menggurita dan turut andil dalam penyebaran virus HIV.

Daripada sibuk mengkritik pekan k*nd*m, alangkah baiknya bila kita mulai memikirkan solusi lain untuk membentengi putra-putri kita dari ancaman seks bebas yang menyebar pesat bak virus HIV. Pendidikan seks sejak dini dirasa mendesak untuk direalisasikan, tidak hanya oleh sekolah, melainkan dalam lingkungan keluarga. Pemahaman yang benar mengenai kesehatan reproduksi setidaknya dapat memperbaiki mindset generasi muda agar tidak terjerumus dalam lingkaran setan seks bebas. Bila upaya-upaya preventif tidak segera direalisasikan, maka jangan heran bila 10-15 tahun mendatang kumpul kebo dan kehamilan pranikah menjadi pemandangan yang jamak bahkan mungkin dianggap biasa di negeri ini. Sebuah aib terburuk bagi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia ini. Semoga tidak demikian adanya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun