Mohon tunggu...
Yusuf Maulana Putra
Yusuf Maulana Putra Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang petualang dan penggiat alam bebas yang relijius dan pengamal PANCASILA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

7 Candu Jakarta

16 Juni 2013   23:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:55 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bukan salah bunda mengandung, apabila anak yang dikandungnya terlahir tidak sempurna. Begitupun dengan Jakarta. Meski banyak kekurangan yang mengiringi lahir dan tumbuh kembang Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun di sisi lainnya Jakarta seperti memiliki candu yang menggoda seluruh masyarakat Indonesia untuk sekedar merasakan sedikit kenikmatannya, atau bahkan membuatnya menjadi individu yang mencandui.

Tak mengherankan jika laju urbanisasi di Jakarta seperti tak terbendung, sehingga membuat Pemerintah Provinsi Jakarta sampai kewalahan mengurusinya. Lantas, apa saja candu tersebut sehingga dapat begitu memikat masyarakat Indonesia ?

Akses Pendidikan. Sebagai Ibukota Negara sekaligus kota metropolitan, ketersediaan akan akses pendidikan menjadi sebuah keharusan yang tak bisa ditolerir. Maka penyediaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang maju dan modern dengan berbasis budaya,  sudah tidak asing bagi warga Jakarta.

Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi DKI, saat ini terdapat setidaknya 8.265 buah sekolah dasar-menengah di wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu, baik sekolah negeri ataupun swasta. Dengan rincian sebagai berikut : Pra Sekolah (2561 buah), SD/MI (3539 buah), SMP/MTS (1114 buah), SMA/SMK/MA (975 buah), SLB (39 buah), Pondok Pesantren (37 buah).

Belum lagi ditambah dengan perguruan tinggi yang menjamur, baik berbentuk Universitas, Sekolah Tinggi ataupun Institut.

Terkait biaya pendidikan, saat ini biaya sekolah di Jakarta sudah digratiskan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas dan sederajat, terhitung sejak medio 2012 lalu. Coba bandingkan dengan dengan daerah-daerah lainnya yang masih stagnan di level Sekolah Menengah Pertama.

Bahkan kabarnya beberapa perguruan tinggi negeri mengisyaratkan akan membebaskan biaya akademik. Tentunya akan semakin meningkatkan kemudahan akses pendidikan bagi warga Jakarta.

Di samping itu, gebrakan Jokowi dengan Kartu Jakarta Pintar-nya, semakin memanjakan warga Jakarta. Tak ayal, Jakarta layak menjadi salah satu kota dengan akses pendidikan terbaik di Indonesia.

Akses Kesehatan. Tak berbeda dengan akses pendidikan, akses penyediaan sarana prasarana kesehatan bagi warga Jakarta pun cukup mumpuni. Terbukti dengan banyaknya jumlah Rumah Sakit baik berskala nasional atau internasional, ditambah keberadaan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Bahkan Jokowi juga melakukan gebrakan dengan Kartu Jakarta Sehat (KJS), berupa pemberian akses kesehatan gratis bagi sebagian warga Jakarta yang tergolong masyarakat kurang mampu dan rentan kemiskinan.

Demi mensukseskan program KJS ini, pemprov Jakarta melakukan pembenahan mutu, pelayanan dan sarana prasarana kesehatan, salah satunya PUSKEMAS. Sebab selama ini warga Jakarta menganggap PUSKEMAS masih kalah dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

Pada akhirnya semua kembali pada selera dan kemampuan finansial masing-masing individu. Apakah ingin mendapat akses kesehatan gratis, atau akses kesehatan eksekutif yang cukup merogoh kocek anda.

Akses Transportasi. Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia dengan akses transportasi paling variatif dan lengkap. Mulai dari yang paling murah hingga paling mahal. Sebut saja moda transportasi bus, kereta, taksi, ojek motor dan masih banyak lainnya. konektifitas dan jaringannya pun sudah menyebar secara luas hampir di seluruh pelosok Jakarta, hingga ke wilayah-wilayah penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang Bekasi (BODETABEK).

Namun semua kembali kepada selera dan kemampuan finansial masing-masing individu. Operator transportasi hanya menyediakan apa yang dibutuhkan oleh warga Jakarta. Terlepas dari masih banyaknya kekurangan dalam transportasi Jakarta, salah satu suksesor eksistensi perwujudan transportasi yang aman, nyaman dan murah bagi warga Jakarta justru merupakan warga Jakarta itu sendiri. Jadi, mari berpartisipasi dengan membudayakan penggunaan transportasi umum.

Akses Hiburan. Terkait akses hiburan dan rekreasi, tak ada yang meragukan lagi bahwa Jakarta berada di posisi teratas. Mulai dari yang gratis seperti taman-taman kota, hingga akses hiburan dan rekreasi yang cukup merogoh kocek sangat dalam. Semuanya tersedia di Jakarta, dan keberadaannya siap untuk memanjakan warga Jakarta itu sendiri. Oleh karenanya, kita sebagai warga Jakarta harus turut andil dalam menjaga fasilitas-fasilitas tersebut.

Aman Dari Bencana dan Marabahaya. Letak geografis Jakarta sangat menguntungkan warganya. Karena berada dalam zona hijau, atau zona aman dari bencana dan marabahaya lainnya. Pertama, Jakarta jauh dari ancaman bencana, mengingat Jakarta tidak berada tepat di jalur lempeng bumi atau patahan yang membuat Jakarta terhindar dari bencana gempa bumi. Bahkan potensi Jakarta terkena tsunami sangat kecil. Mengingat laut jawa berupa lautan dangkal yang lebih akrab disapa dangakalan sunda, dan tidak ada lempengan atau patahan yang melaluinya.

Kedua, apabila dalam kondisi peperangan, tentunya musuh akan sulit menjangkau Jakarta. Mengingat posisi Jakarta yang berada di tengah-tengah NKRI, menjadikan Jakarta seperti memiliki benteng pertahanan yang cukup ampuh untuk menahan gempuran musuh karena dilindungi lautan dan beberapa daratan luas seperti wilayah Jawa di selatan, Laut Jawa di Utara dan Wilayah daratan Sumatera di Barat. Terlebih ALUTSISTA TNI untuk menjaga keutuhan NKRI semakin mengalami peningkatan dan peremajaan.

Roda Pereknonomian. Keberadaan Jakarta sebagai pemutar roda perekonomian, menjadikan Jakarta sebagai tempat perputaran uang. Hampir 70% perputaran uang berada di Jakarta. Segala bentuk aktifitas ekonomi dapat dilihat di Jakarta. Mulai dari aktifitas jual beli dalam skala kecil hingga dalam skala besar, ataupun aktifitas-aktifitas perekonomian lainnya. Sehingga memberikan kesempatan kepada siapapun untuk meraih kesuksesan. Alasan inilah yang pada akhirnya menjadi motif candu bagi masyarakat Indonesia untuk mempertaruhkan segalanya demi mengadu nasib di Ibukota.

Roda Pemerintahan. Segala aktifitas birokrasi dan pemerintahan berpusat di Jakarta, tak pelak banyak masyarakat dari seluruh penjuru negeri rela mengadu nasib ke Jakarta demi mengejar karir Politik atau jenjang birokrasi lainnya. Namun, candu dari keberadaan Jakarta sebagai pusat pemerintahan, menjadikan warga Jakarta dapat dengan leluasa mengontrol, mengkritik dan ikut ambil bagian dalam kinerja pemerintah. Mengingat pemerintah ada dan bekerja dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Sehingga mampu menciptakan pemerintahan kondusif yang pada akhirnya memberikan dampak positif pada laju perekonomian, terutama untuk mensejahterakan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun