Di bulan Ramadan ini, gemuruh suara Alquran mengalun merdu di siang hari, namun pada malam harinya, sunyi sepi merayap ke dalam ruang-ruang gelap. Waktu yang harusnya mahal untuk menghampiri kitab suci ini terabaikan begitu saja. Habis didepan layar kaca atau menguap pergi dalam tidur pulas.
Waktu yang sangat berharga untuk membaca Alquran adalah di malam hari. Dalilnya adalah turunnya Alquran di malam hari dan hadis Abdullah bin Abbas yang menjelaskan bahwa Jibril selalu datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam untuk "tadarrus" memperdalam pemahaman Alquran di malam-malam Ramadan.
Ini menjadi dasar bagi Ibnu Rajab untuk menyatakan bahwa membaca Alquran di malam hari lebih diberkahi dan lebih mulia daripada bacaan Alquran di siang hari, khususnya pada bulan Ramadan.
Jadi, ada dua malan utama siang dan malam ramadhan ini. Berpuasa di siang hari dan membaca Alquran di malam hari.
Ibnu 'Abbas Radliallahu 'anhu berkata, "Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling lembut (dermawan) dalam segala kebaikan, dan kelembutan beliau yang paling baik adalah saat bulan Ramadhan ketika (malaikat) Jibril alaihissalam datang menemui beliau."
(Malaikat) Jibril Alaihissalam datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Alquran) hingga Alquran selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."
"Apabila (malaikat) Jibril Alaihissalam datang menemui beliau, maka beliau adalah orang yang paling lembut dalam segala kebaikan melebihi lembutnya angin yang berhembus." (HR Al-Bukhari)
