kalimat diatas menempel di belakang angkot berbentuk stiker, tak sengaja saya baca ketika naik angkot, kebetulan waktu itu sya duduk depan samping supir, angkot yang ditempeli stiker tersebut persis berjalan didepan angkot yang saya naiki, kalimat tersebut merupakan contoh salah satu dari sekian banyak kalimat dengan nada sejenis yang tertempel di fasilitas umum.
Orang yang membaca stiker tersebut pasti punya pikirian masing2, kalimat yang memprovokasi terebut saat orang membacanya mungkin akan mempunyai pemikiran bahwa perawan itu bukan sesuatu hal yang penting, masih muda kehilangan perawan adalah sudah biasa, dan jangan takut untuk berhubungan sex sebelum nikah karena perawan bukan hal yang penting lagi, kalimat2 provokasi tersebut menurut saya tidak pantas untuk ditempel di fasilitas umum, karena sedikit banyak akan mempengaruhi orang2 yang membacanya, dan masih banyak lagi kalimat2 yang vulgar berbentuk ajakan atau seruan yang mengarah pada free sex.
memang fenomena pornografi khususnya dinegara kita sangat sulit dibendung, serbuan dari dunia maya, berbagai macam foto atau video mengenai sex jumlahnya bukan ribuan lagi tapi jutaan, pertumbuhan nya pun sangat pesat, karena mudah mendownload dan copas dari satu komputer ke komputer lain, bahkan anak smp pun bisa dengan mudah membuat adegan sex sendirinya lewat kamera handphone nya, video sex abg di internet dengan mudah didapatkan, saya tidak tahu lagi bagaimana caranya menyelamatkan bangsa ini dari serangan pornografi, karena jujur saja saya pun menyukai hal tersebut
Sserangan pornografi menurut saya lebih hebat dari serangan nuklir, karena yang dibunuh adalah karakter generasi muda yang merupakan asset masa depan suatu bangsa.
untuk teman2 kompasiana adakah ide untuk membendung serangan pornografi tersebut?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H