Mohon tunggu...
Yusuf Kurniawan
Yusuf Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Haloo semuanyaaaaa.......

Selanjutnya

Tutup

Diary

Suasana Rumah Dusun

23 Desember 2022   20:10 Diperbarui: 23 Desember 2022   20:18 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Rumah rusun merupakan bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi atas bagian-bagian yang secara struktural fungsional baik mendatar maupun vertikal dan merupakan satuan yang dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, khusus untuk rumah yang dilengkapi dengan ruang bersama, fasilitas umum, dan tanah (UU No. 20 Tahun 2011). mengenai apartemen). Untuk versi minor, biasanya kita berbicara tentang boarding. Rumah susun menjadi solusi atas keterbatasan dana lahan untuk pemukiman di perkotaan. Akibat mahalnya harga tanah di kota besar, masyarakat terpaksa membeli rumah di luar kota. 

Bagi sebagian orang, mengunjungi atau bertamu kerumah rusun merupakan hal yang tidak biasa, begitu pula dengan yang saya rasakan waktu itu. Saat itu, disiang hari tepatnya setelah kuliah. Saya dan kelompok saya mengadakan kerja kelompok disuatu rumah rusun yang letaknya tak jauh dari kampus. Sesampainya disana tepatnya diparkiran, saya pun terkejut dengan apa yang saya lihat. Terlihat bangunan yang sangat amat kurang terurus, sedikit kotor dan kurangnya renovasi terpampang dihadapan mata. 

Saya pun lanjut naik keatas dengan berjalan mendaki dengan tangga, melewati rumah-rumah warga yang berukuran amat sempit. Sesampainya di satu rumah dari berbagai rumah yang ada di rusun tersebut, saya pun masuk kerumah tersebut. Yap, itu rumah yang akan kami gunakan untuk kerja kelompok. 

Dirumah tersebut hanya ada 2 kamar tidur dan 1 toilet. Tak terasa matahari mulai condong ke arah barat, menandakan datangnya sore. Suasana sore itu sangat rame, banyak anak anak kecil berlarian kesana kemari, dengan raut wajah yang sangat senang dan dipenuhi dengan senyuman. Ada ibu-ibu yang jualan sayur di teras bak seperti pasar. Ada juga bapak-bapak yang sedang maen catur di teras. Terlihat amat bahagia sekali para penghuni rusun tersebut.

Magrib pun tiba. Saya dan teman-teman memutuskan untuk pulang. Di tengah perjalanan saya merenungkan apa yang saya lihat tadi sore di rumah rusun tersebut. Dari pengalaman tersebut saya menjadi lebih bersyukur akan nikmat tempat tinggal yang saya tempati dari kecil sampe sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun