Selamat datang kembali para pengunjung Kompasiana.  Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang  judul di atas yaitu Eritoblastosis Fetalis. Mungkin untuk beberapa orang istilah ini cukup asing kecuali untuk orang orang yang benar benar terjun di bidang biologi atau orang orang dewasa yang sudah menikah. Penulis sendiri juga merasa asing dengan istilah ini saat pertama kali mendengarnya. Eritoblastosis fetalis berasal dari kata eritrosit yang berarti sel darah merah dan fetalis( kata ini berhubungan dengan janin).
Eritoblastosis Fetalis adalah kelainan pada darah yang dapat mengancam nyawa janin. Bisa dibilang bahwa Eritoblastosis Fetalis adalah sebuah kelainan yang menyebabkan keguguran pada bayi. Untuk para pasangan baru atau bisa disebut calon orang tua maka perlu untuk mengetahui apa itu Eritoblastosis Fetalis. Kelainan ini bukanlah sesuatu yang terjadi akibat kebiasaan calon orang tua, tetapi kelainan ini terdapat sejak lahir. Oleh karena itu Eritoblastosis Fetalis harus mulai diperhatikan sejak dini. Lalu sebenarnya kelainan Eritobalstosis Fetals itu kelainan yang seperti apa? Untuk menjawab pertanyaan diatas kita harus mengetahui tentang darah karena kelainan Eritoblastosis itu berhubungan tentang darah.
Darah adalah komponen yang selalu ada dalam setiap mahkluk hidup hewan tingkat tinggi. Darah berfungsi untuk menyalurkan bahan hasil metabolisme. Pada hewan berinsang atau berparu-paru, darah juga berfungsi untuk mengedarkan oksigen, tetapi pada serangga fungsi ini tidak berjalan, karena dalam mengedarkan oksigen serangga menggunakan sistem trakea.
Darah beredar karena dipompa oleh jantung. Hal inilah yang menyebabkan jantung menjadi organ vital dalam tubuh. Jika tidak ada jantung, darah tidak akan bergerak. Keadaan darah berhenti tersebut akan menimbulkan pembekuan, padahal jika darah tidak beredar, Â tubuh tidak akan bisa melakukan aktifitas apapun karena tidak ada komponen yang menjadi transportasi bagi nutrisi dan oksigen untuk beredar ke seluruh tubuh.Â
Pemompaan darah sangat berpengaruh dalam tubuh, karena tanpanya fungsi-fungsi organ lain tidak akan terlaksana. Â Sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat menggantikan kinerja jantung pada tubuh manusia, sehingga sekali jantung mati, manusia akan dianggap meninggal. Walau kerjanya hanya menjadi pompa, tetapi hal ini sangat dibutuhkan oleh tubuh. Sebenarnya dulu pernah ada penelitian pembuatan jantung buatan, tetapi jantung buatan yang dihasilkan hanya dapat bekerja sebentar .
Kembali ke topik darah, dalam kehidupan sehari hari darah yang diketahui orang-orang pada umumnya digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu golongan A, B, AB, dan O (biasa disebut penggolongan darah ABO). Sebenarnya, golongan-golongan tersebut digolongkan berdasarkan apa? Golongan golongan tersebut diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya jenis suatu antibodi dan antigen dalam sel darah merah (eritrosit) seseorang. Berikut adalah daftar golongan darah dan ciri cirinya :
- Golongan darah A punya antigen A (aglutinogen A) pada sel darah merah( eritrosit) dengan antibodi anti-B (aglutinin B) dalam plasma.
- Golongan darah B punya antigen B (aglutinogen B) pada sel darah merah (eritrosit) dengan antibodi anti-A dalam plasma.
- Golongan darah O tidak punya antigen (aglutinogen) pada sel darah merah (eritrosit) tetapi memiliki antibodi (aglutinin) anti-A dan anti-B dalam plasma.
- Golongan darah AB punya kedua antigen A dan Antigen B pada sel darah merah (eritrosit) Â tetapi tidak memiliki antibodi (aglutinin).
Mungkin beberapa pembaca masih  bingung akan penjelasan di atas, oleh karena itu penulis akan menjelaskan lebih lanjut. Dalam suatu jenis sel darah merah ( eritrosit ) terdapat sebuah antigen yang menunjukkan jenis golongan darah tersebut.  Yang dimaksud antigen adalah zat yang dihasilkan oleh benda asing ( merangsang terbentuknya antibodi ). Dapat dilihat bahwa hanya ada 2 jenis antigen yaitu aglutinogen A dan Aglutinogen B. Jenis antigen itulah yang menunjukkan jenis golongan darah A dan B: jika golongan darah A maka aglutinogen yang dimiliki adalah aglutinogen jenis  A dan jika golongan darah B maka aglutinogen yang dimiliki adalah aglutinogen jenis B .Â
Kemudian bagaimana dengan golongan darah AB dan O? Jika golongan darah yang dimiliki adalah jenis AB, maka darah akan memiliki kedua jenis antigen tersebut, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Sedangkan jika golongan darah yang dimiliki adalah jenis O maka darah tidak akan memiliki kedua jenis antigen tersebut (sebenarnya kode 'O' pada penulisan golongan darah seharusnya dibaca sebagai nol atau kosong, hanya kebiasaan orang Indonesialah yang salah menyebutnya sebagai huruf O).
Selain antigen, ada pula hal yang harus pembaca ketahui, yaitu antibodi (aglutinin) pada setiap golongan darah. Jika anda mengamati, jenis antigen pada golongan darah dengan jenis antibodi justru seperti berkebalikan. Jika anda memiliki aglutinogen A, maka jenis antibodi anda adalah aglutinin B. Begitu pula dengan pemilik aglutinogen B: jenis antibodi anda adalah aglutinin A.Â
Bila anda memiliki kedua jenis antigen (golongan darah AB), maka anda tidak akan memiliki satupun jenis antibodi (golongan darah O) . Berkebalikan dengan golongan darah AB, golongan darah O akan memiliki kedua jenis antibodi tetapi tidak memiliki satupun jenis antigen. Tentu ada alasan mengapa jenis antigen dan antibodi dibedakan. Â
Sebenarnya antibodi adalah sebuah perlindungan dari antigen. Antibodi melindungi tubuh dari suatu zat yang dianggap asing (antigen). Dalam hal ini jika antibodi yang dimiliki adalah aglutinin A maka ia akan menolak antigen A (aglutinogen A) dengan cara menggumpalkan, sehingga darah yang mengandung aglutinin A beserta aglutinogen A Â akan tergumpal.Â