Mohon tunggu...
Yusuf Irfantono
Yusuf Irfantono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam Sebagai Kekuatan Politik

20 Mei 2023   21:15 Diperbarui: 21 Mei 2023   16:32 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: gambar pribadi

Politik Islam pada masa orde lama

Politik merupakan cara dan upaya dalam mengatasi masalah yang terjadi pada masyarakat dengan berlandaskan undang-undang dalam mewujudkan kesejahteraan dan mencegah hal-hal yang dapat merugikan bagi manusia. Politik Islam pada masa orde lama terjadi ketidakstabilan politik, juga banyak terjadi Pertentangan yang muncul.

Pada masa Orde lama Indonesia memiliki berbagai partai politik dalam pemerintahan, namun ada dua partai politik Islam yang yang pendukungnya cukup besar, yaitu Masyumi dan Nahdlatul Ulama (NU). Kedua partai ini memiliki perbedaan pandangan dalam demokrasi terpimpinnya Soekarno. Masyumi menentang demokrasi terpimpinya Soekarno Karena dianggap otoriter. Sedangkan Nahdlatul Ulama bersikap akomodatif dengan demokrasi terpimpin Soekarno ini demi keselamatan umat dan menekan resiko seminimal mungkin, NU menganggap bahwa sikap melawan kekuasaan Soekarno jauh lebih berbahaya dibandingkan menerima tanpa protes. Pada masa orde lama, Islam merupakan kekuatan yang besar, disamping beberapa partai lainnya seperti partai Nasionalis (PNI), partai sosialis (PSI) dan partai Komunis (PKI).

Dalam menyatukan berbagai partai, persiden Soekarno mencetuskan ide Nasakom (Nasionalisme, Agama dan Komunisme). Partai Masyumi menentang dengan adanya ide Nasakom ini. Konsep Nasakom yang dicetuskan Soekarno bagus dan fungsional dalam tataran konsep, tapi kenyataannya tak semudah yang diduga, juga ada beberapa kendala yang sulit untuk diatasi.

Masyumi merupakan tumpuan penegak demokrasi yang akan dibubarkan oleh Soekarno melalui demokrasi terpimpin. Banyak mantan tokoh Masyumi, yang mendekam dalam penjara tanpa proses hukum yang jelas akibat perlawanan terhadap Soekarno seperti, Mohammad Yunan Nasution, Hamka, Mohammad Natsir, Burhanuddin Harahap, Prawoto Mangkusasmito, Syafruddin Prawiranegara dan Isa Anshari.

Perpecahan pada partai-partai Islam dimanfaatkan oleh presiden Soekarno. Presiden Soekarno membela Nahdlatul Ulama dan partai-partai Tradisional lainnya untuk menjadi salah satu pilar penopang Kekuasaannya, serta membubarkan Masyumi sebagai ancaman berbahaya bagi kelangsungan kekuasaannya.

Perlu diketahui pula, pada masa orde lama ada gerakan yang ingin mendirikan negara Islam Indonesia, yaitu gerakan Darul Islam di bawah pimpinan Kartosuwiryo yang berlangsung pada tahun 1948 hingga 1962. Gerakan ini memiliki pasukan yang disebut dengan tentara Islam Indonesia (TTI).  Pada tahun 1950, gerakan ini mendapat dukungan dari masyarakat Jawa maupun luar Jawa.

Politik Islam pada masa orde baru

Pada pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto yang mulai berkuasa pada tahun 1966, dengan adanya krisis politik, ideologis dan krisis ekonomi pada masa orde lama, memaksa pemerintahan orde baru lebih mengarah pada perbaikan ekonomi juga penataan politik.

Politik pada pemerintahan orde baru semakin jelas dan semakin menjadi satu arah namun cukup ambigu. Soeharto memaksakan gagasan bahwa Pancasila sebagai satu-satunya asas sebagai kekuatan organisasi sosial dan politik yang ada di Indonesia. Pancasila memang merupakan objektifikasi Islam. Tidak ada sila-sila Pancasila yang bertentangan dengan ajaran Islam juga sebaliknya. Dengan adanya pemerintahan Orde Baru banyak dari pemimpin dan Aktivis politik Islam berharap besar pada orde baru ini, namun harapan itu tidak dapat terwujudkan. Presiden Soekarno maupun Soeharto sama-sama memandang partai partai politik Islam sebagai pesaing kekuasaan yang berpotensi dapat merobohkan landasan negara nasionalis. Atas dasar inilah pada masa dibawah kepimpinan Soekarno dan Soeharto berupaya untuk melemahkan partai partai Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun