Pada era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi cukup signifikan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berkaitan dengan banyaknya pengguna internet yang dapat mempermudah dalam melakukan aktivitas. Namun di sisi lain terdapat dampak negatif dari adanya internet seperti penipuan, konten unsur SARA, pencurian data dan lain sebagainya. Salah satu kasus yang sering terjadi adalah kasus pencurian data privasi. Menurut data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), jumlah serangan siber di Indonesia mencapai hingga 239,74 juta serangan pada 2021. Kasus tersebut bisa terjadi karena kurangnya kesadaran individu mengenai perlindungan data privasi. Menurut hasil penelitian dari Kapersky-lab tahun 2017 menunjukkan bahwa data privasi pengguna internet mudah dibagikan dan diakses oleh publik. Begitu data masuk ke ranah publik, data dapat tersebar secara luas dan tidak bisa terkendali. Mayoritas pengguna internet (93%) berbagi informasi secara digital, dengan 70% berbagi foto serta video anak-anak.
Salah satu masalah mendasar yang sering dihadapi pengguna media sosial adalah mereka tidak membaca isi Perjanjian Lisensi Pengguna yang disediakan oleh aplikasi media sosial. Ketika masalah ini muncul, pengguna sering tidak menyadarinya. Dalam hal berbagai dampak pelanggaran privasi, diperlukan literasi privasi yang dapat menjadi pintu gerbang yang dapat menjaga data pribadi agar tidak terjadi penyalahgunaan. Literasi privasi ini akan membantu pengguna bertindak sesuai dengan sikap dan kebutuhannya di dunia online.
Mengacu pada permasalahan tersebut, MINERVA sebagai salah satu produk inovasi teknologi dari PT Gama Inovasi Berdikari telah berhasil melaksanakan event campaign volunteer Acara tersebut dilaksanakan bertujuan untuk untuk mengurangi kasus pencurian data pribadi dengan menyadarkan para pengguna di internet agar lebih peduli terhadap keamanan data. Acara ini telah dilaksanakan pada tanggal 9 – 13 Juli 2022 dengan tema “Keep Our Data Privacy in Digital Era”. Untuk teknis kegiatannya para peserta cukup memposting konten dan caption yang telah disediakan oleh tim pada tanggal yang telah ditentukan. Kemudian para peserta wajib membuat rangkuman materi campaign di Instastory semenarik mungkin agar bisa mendapatkan hadiah di akhir kegiatan nantinya.
Periode campaign dilaksanakan selama dua hari berturut-turut. Pada hari pertama konten materi mengenai Doxing yang terdiri dari 4 slide. Pada slide pertama berjudul “Hati-Hati Ancaman Doxing yang Bisa Menyerangmu di Media Sosial Kapan Saja”. Slide kedua tentang definisi doxing yaitu aksi pencurian data pribadi seseorang yang disebarluaskan di internet. Slide ketiga mengenai tiga jenis doxing. Slide keempat tentang cara terhindar dari Doxing. Selanjutnya pada hari kedua campaign membahas tentang cara menjaga jejak digital di internet yang terdiri dari 3 slide. Pada slide pertama berjudul “Rumus T.H.I.N.K Sebelum Posting Agar Rekam Jejak Digitalmu Tetap Baik dan Aman”. Slide kedua tentang definisi jejak digital dan urgensi jejak digital yang baik. Slide ketiga tentang rumus T.H.I.N.K yaitu True, Helpful. Inspiring, Necessary, dan Kind.
Para peserta yang berjumlah 87 orang sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Beberapa alasan dari mereka karena ingin menambah pengalaman khususnya dalam memberikan edukasi kepada khalayak mengenai pentingnya keamanan data pribadi di dunia maya. Bahkan sebelum acara dimulai para peserta memberikan informasi contoh kasus pencurian data. “Melalui kegiatan ini harapannya dapat mengurangi kasus pencurian data pribadi dan cara-cara yang diberikan untuk menjaga data pribadi dapat diterapkan oleh para masyarakat” Terang Yusufil Hamdhani Akbar sebagai peserta MSIB #2 di PT GIB yang menjadi PIC event ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H