Mohon tunggu...
YUSUFIbrahim
YUSUFIbrahim Mohon Tunggu... Setidaknya saya menulis.

30 tahun bercinta dengan industri kreatif gambar dan suara di televisi, kini tiba waktunya pulang pada cinta pertama di dunia kreatif, yakni menulis. IG: @hajiyusufi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Robohnya Warung Makan Pesugihan

12 November 2022   08:50 Diperbarui: 12 November 2022   11:00 5250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robohnya warung makan Pak Jin (Photo: Pribadi)

Sudah satu bulan ini Pak Jin gelisah. Warung makannya yang selalu ramai tiba-tiba sepi pengunjung. Sementara pesaingnya yang berada tak jauh dari warungnya justru sebaliknya. Ramai dan selalu didatangi orang sepanjang hari. Padahal selama ini, 80% pemilik perut lapar kebanyakan datang ke warung Pak Jin.

"Wah bahaya ini, kalau dibiarkan. Warungku bisa bangkrut. Pesugihan dari mana yang dia pakai, yah?" Gerutu Pak Jin yang sudah su'udzon duluan.  

Selidik punya selidik. Pemilik warung saingan Pak Jin ternyata ganti pengelola. Awalnya yang berdagang kakak sang pemilik, yakni Bu Fat. Sekarang digantikan oleh adiknya. Namanya Pak Ihsan.

Bu Fat merasa kewalahan dan tak sanggup bersaing dengan warung lain di sekitar lokasinya berdagang. Apalagi bersaing dengan warung makan milik Pak Jin yang sudah berdiri 10 tahun dan terkenal seantero kampung dan komplek. Sementara warungnya baru 1 tahun. Revenue-nya pas-pasan dan lebih sering merugi. 

Berbagai cara sudah Bu Fat lakukan agar bisa bertahan. Mencoba menu baru dan melakukan potongan harga adalah diantaranya. Cuma ke pesugihan saja yang tidak dia lakukan. Sebagaimana yang dilakukan Pak Jin. 

Padahal kata orang tidak ada masalah dengan cita-rasa masakannya. Bahkan sebenarnya jauh lebih enak masakan warung Bu Fat dibanding  Pak Jin dan beberapa warung makan lainnya di lokasi itu. Warung Bu Fat juga dikenal resik.

Adanya praktek pesugihan dalam bisnis warung makan bukan cerita baru. Walau tidak semua, nyatanya pelakunya ada dan banyak. Intinya, pesugihan dilakukan agar dagangan laku. Cita-rasa makanan yang tidak enak bisa dibuat terasa enak . Tempat jualan dan pelayanannya yang biasa saja bisa dibuat terasa nyaman bagi pengunjunganya karena praktek pesugihan. Endingnya agar pengunjung banyak dan cuan terkumpul. 

Tak ingin terus merugi, akhirnya Bu Fat menyerahkan pengelolaan warungnya kepada Pak Ihsan, adiknya. Pak Ihsan tertarik dan tertantang. Profit sharing. Kebetulan, dia dikenal sukses sebagai pengusaha toko kelontong dan pemasok ayam potong di kotanya. Dia ingin juga mencoba peruntungan di bisnis rumah makan.  

Dalam mengelola warung barunya, Pak Ihsan tak banyak melakukan perubahan. Dia menjaga semua aset yang Bu Fat serahkan. Tukang masak dan pelayannya tetap sama. Menu makanan dan minumannya sama. Bahkan perabotan masak, alat makan dan posisi bangku-mejanya pun tak ada perubahan. Sama semua.

Yang beda adalah cara jualannya saja. Ya, cara jualannya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun