Masih ramai orang membicarakan sukses Ghozali dapat duit milyaran dari NFT. Ramai juga yang lantas ikut-ikutan ber-NFT-ria.Itulah orang kita. Sumbunya pendek-pendek. Paham belum, lantas ingin ikutan dan berebut komentar.
Yang terjadi, twitter trending NFT Ghozali  dan marketplace NFT Open Sea kebanjiran karya sampah dari mulai gorengan, baju koko, belahan dada perempuan, hingga video anak belajar jalan. Dan yang terbaru, photo para koruptor negeri ini di NFT-kan.
Ampun.
NFT itu bukan marketplace macam Bukalapak dan Lazada. Bukan platform mirip IG dan youtube. NFT itu token! Non Fungible Token! Token aset digital yang terantai ke sistem besar blockchain. Â
NFT tidak bisa dipertukarkan, tapi bisa diperjualbelikan. Ada smart contract di sana. Catatan kepemilikan yang semua orang dimuka bumi ini bisa lihat. Bingung, kan? Agar tak bingung makanya pelajari dulu.
Marketplace NFT ada sendiri dan khusus. Misal yang paling hit di Indonesia adalah OpenSea, Rarible, DaVinci, dan NBA TopShoot. Itu yang dikelola orang asing.
Yang milik bangsa sendiri pun sudah ada. Misal, Kolektibel, Tokomall, Baliola dan Paras. Silakan intip.
Ada yang bertanya, kok bisa copy sebuah karya bisa berharga mahal dan diperjualbelikan, sementara fisiknya tetap milik yang bikin? Ngapain kita beli, selama masih bisa di screenshoot, download dan copas!? Yang beli bego, kalih...! Hahahaha.
Itulah dunia digital. Teknologi dunia maya. Duitnya saja tak berfisik. Belum lagi nanti kita dihadapkan pada Metaverse, Vologram yang terus dikembangankan. Kita semua akan jadi avatar.
NFT itu lahir dari perkembangan teknologi digital yang saat ini sudah mengarah pada teknologi blockchain. Teknologi yang melahirkan cryptocurrency dan juga NFT. Untuk bisa memahami NFT, sedikit-sedikit Anda harus tahu basic blockchain dan cryptocurrency.
Apa itu blockchain?