Mohon tunggu...
Yusuf Haidar Ali
Yusuf Haidar Ali Mohon Tunggu... -

Staf InaTEWS BMKG Pusat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membangun Masyarakat Tanggap Gempa

25 Februari 2014   12:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_324510" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi: Anggota SAR membantu menurunkan seorang anak korban gempa dari pesawat di Banda Aceh. (KOMPAS.com/Chaideer Mahyuddin)"][/caption] Masih ingatkah dengan kejadian tsunami 26 Desember 2004 di Aceh yang menimbulkan korban lebih dari 200 ribu jiwa atau gempa bumi Jogjakarta 27 mei 2006 yang merenggut lebih dari 6 ribu jiwa ? Pasti anda ingat akan kejadian gempa saat itu. Gempa bumi kini menjadi salah satu momok bencana di Negeri Indonesia ini. "Tidur dengan gempa" itulah pepatah yang bisa kita katakan di negeri ibu pertiwi, kecuali sebagian daerah seperti Kalimantan Gempabumi didefinisikan sebagai getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptaka gelombang seismik. Gempa bumi merupakan bencana alam yang hingga saat ini belum bisa diprediksi waktu tepat kejadiannya. Walaupun sekarang sudah banyak metode yang digunakan sebagai prekursor gempa yang akan terjadi, seperti metode pemantauan gravitasi dan magnet. Gempa mempunyai ke unikan satu sama yang lain, tidak ada gempa yang mempunyai magnitude, kedalaman serta epicenter yang sama. Dalam penentuan parameterpun kadang - kadang terdapat perbedaan karena dalam penentuan parameternya terdapat faktor subyektif dan heterogenitas lapisan bumi. Gempa bumi sebetulnya tidak berbahaya, hanya saja efek atau bencana alam lain yang ditimbulkannya berbahaya, seperti runtuhan gedung, tanah longsor, dan tsunami. Syarat gempa yang bisa menimbulkan tsunami ialah gempa mempunyai Magnitude lebih dari 7 SR, Berada di laut, Kedalaman kurang dari 100 Km, dan mempunyai jenis sesar naik atau turun. Sebenarnya syarat mutlaknya hanya dua yaitu jenis sesar dan letak epicenter yang di laut karena di sebagian daerah gempa bumi yang mempunyai kekuatan 6 hingga 7 SR tetap mempunyai potensi Tsunami. Lembaga Pemerintahan yang mempunyai Otoritas tentang peringatan dini mengenai gempa bumi yaitu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dengan PGN (Pusat Gempa Nasional) sebagai ujung tombaknya. Kenapa sebagai ujung tombak ? Karena peringatan gempa dengan Magnitude lebih dari atau sama dengan 5 SR berada di sana, sedangkan gempa yang berada di bawah 5 SR merupakan tugas dari PGR (Pusat Gempa Regional) yang berada di Medan, Padang, Ciputat, Jogjakarta, Denpasar, Makassar, Kupang, Manado, Ambon, dan Jayapura. PGN dituntut untuk mengirimkan peringatan gempa dengan waktu maksimal 5 menit. Dalam parameter gempa yang dikeluarkan PGN biasanya terdapat kata - kata berpotensi atau tidak berpotensinya gempa tersebut menimbulkan tsunami. Jika terdapat potensi tsunami segera mengikuti arahan dari pihak yang berwenang dilapangan. Biasanya sudah dilakukan sosialisasi serta simulasi di daerah rawan terjadi tsunami. Loh tsunaminya kok gak ada ? Jangan - jangan ada yang salah dalam peringatan ini ? TIDAK, tidak ada yang salah dalam peringatan dini Tsunami, karena pemerintah melakukan antisipasi dini jika terjadi tsunami atas arahan dari BMKG. Jadi yang salah BMKG ? TIDAK, BMKG dalam penentuan parameter kurang dari 5 menit masih belum menggunakan parameter focal mechanism (penentuan jenis sesar) , Maka dari itu peringatan dari BMKG untuk gempa yang berpotensi tsunami biasanya lebih dari satu kali, yaitu yang kedua adalah disertai identifikasi jenis sesar. Jika seluruh parameter gempa bumi yang potensial tsunami terpenuhi tetapi jenis sesarnya adalah sesar geser maka tidak ada kemungkinan utk terjadi tsunami. Peringatan kedua biasanya dilakukan dalam waktu 10 menit. sedangkan update berikutnya, NB jika sesar terindikasi sesar naik atau turun, adalah tentang update kejadian atau posisi gelombang tsunami. Peringatan ketiga ini bisa dilakukan berkali - kali selama gelombang tsunami masih membahayakan. Dan peringatan ke empat adalah ALL CLEAR / tsunami telah berakhir. [caption id="" align="aligncenter" width="564" caption="BMKG"]

[/caption]

Mari kita pahami posisi kerawanan gempa di Indonesia. Indonesia secara umum adalah busur kepulauan yang terbentuk akibat pertemuan 3 lempeng besar yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik serta juga terdapat lempeng Filiphina. Daerah pertemuan lempeng dan sesar - sesar terbentuk akibat akomodasi energi dari pertemuan lempeng - lempeng ini yang merupakan zona rawan gempa. Bisa kita katakan hanya Pulau kalimantan yang potensi gempanya kecil. Tidak hanya gempa di laut yang mempunyai potensi merusak, tetapi gempa bumi darat juga tidak kalah berbahaya. Walaupun gempa darat tidak mempunyai potensi tsunami tetapi gempa darat lebih terasa getarannya jika dibandingkan gempa di laut. Gempa di darat biasanya mempunyai kedalaman dangkal jika gempa diakibatkan sesar darat tetapi juga bisa diakibatkan penyusupan antar lempeng tektonik utk kedalamn gempa dalam. contoh gempa merusak di tahun 2013 antara lain Gempa 6,0 Skala Richter (SR) yang terjadi Selasa (22/1) subuh pukul 05.22 WIB menimbulkan kerusakan serius di sejumlah kawasan Pidie, di antaranya Kecamatan Manee, Geumpang, dan Tangse. Gempa yang dipicu pergerakan sesar (patahan) Sumatera itu juga merenggut satu korban nyawa, belasan luka-luka, dan puluhan bangunan roboh dan Gempa berke­kuatan 6,2 skala Richter (SR) mengguncang Kabupaten Be­ner Meriah, Aceh, Selasa (2/7) sekitar pukul 14.30 WIB. Gem­pa tidak berpotensi tsunami, namun menimbulkan kerusa­kan puluhan rumah, delapan tewas dan puluhan orang luka-luka. Gempa dira­sa­kan sangat kuat selama sekitar 15 detik oleh masyarakat hingga ke Banda Aceh. Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. UPAYA MITIGASI Berikut adalah penjelasan mitigasi gempa bumi berdasarkan informasi dari web INA-TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) Sebelum Terjadi Gempabumi : A. Kunci Utama adalahMengenali apa yang disebut gempabumi astikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempabumi (longsor, liquefaction dll)Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi. B. Kenali Lingkungan Tempa Anda BekerjaPerhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempabumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung.Belajar melakukan P3KBelajar menggunakan alat pemadam kebakaranCatat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi. C. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi. Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran. Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan. D. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempabumi adalah akibat kejatuhan material Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi (misalnya lampu dll) E. Alat yang harus ada di setiap tempat Kotak P3K Senter/lampu battery Radio Makanan suplemen dan air SAAT TERJADI GEMPABUMI A. Jika Anda berada di dalam bangunan Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan B. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah C. Jika Anda sedang mengendarai mobil Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran. Lakukan point B. D. Jika Anda tinggal atau berada di pantai Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami. E. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran. SESUDAH TERJADI GEMPABUMI A. Jika Anda berada di dalam bangunan Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K. Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda. B. Periksa lingkungan sekitar Anda Periksa apabila terjadi kebakaran. Periksa apabila terjadi kebocoran gas. Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air. Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll) C. Jangan mamasuki bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan. D. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada. E. Mendengarkan informasi. Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isyu atau berita yang tidak jelas sumbernya. F. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi G. Jangan panik dan jangan lupaselalu berdo'a kepada Tuhan YME demi keamanan dan keselamatan kita semuanya DAN SATU LAGI , JIKA MERASAKAN GETARAN GEMPA, KALAU BISA MELAPORKAN KE BMKG SETEMPAT UNTUK BISA JADI DOKUMEN GEMPA DIRASAKAN . SELAIN ITU BISA BERTANYA TENTANG HAL YANG HARUS DILAKUKAN SETELAH TERJADINYA GEMPA. MARI JADI MASYARAKAT TANGGAP GEMPA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun