Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu program kampus yang harus dijalani dan dicapai untuk memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dimana hal tersebut berbentuk suatu kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam mengembangkan berbagai aspek yang dimiliki di tempat tersebut. Pelaksanaan KKN juga diterapkan Univeristas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan menempatkan mahasiswa patriot merah putihnya ke berbagai daerah untuk ikut ambil bagian dalam masyrakat secara aktif, salah satunya yaitu dengan penempatan kelompok KKN R19 di Desa Sawentar, Kabupaten Blitar mulai dari tanggal 4 -- 15 Januari 2023 yang dibimbing oleh Bapak Sigit Ananda Murwato, S.Kom., M.MT.
Pelaksanaan KKN kali ini mengusung tema "Pengembangan Potensi Desa Menuju Smart Village" yang dimana mahasiswa harus dituntun secara kreatif dan inovatif untuk mengembangkan mitra atau sasaran yaitu Desa Sawentar. Desa Sawentar merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar yang memiliki penduduk terbanyak di Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar dengan jumlah penduduk kurang lebih 15.000 jiwa (Rini Syarifah, 2023). Dengan jumlah penduduk yang banyak maka jenis pekerjaan dari penduduknya juga beragam salah satu jenis pekerjaan yang menjadi mayoritas adalah petani. Jenis pertanian yang ada di desa Sawentar cukup beragam antara lain, pertanian padi, pertanian jagung, pertanian cabai dan masih banyak lagi. Hasil panen dari pertanian di desa Sawentar juga sangat melimpah sehingga menyebabkan limbah pertanian juga ikut melimpah yang dimana salah satunya berasal dari pertanian jagung.
Sisa pengolahan industri pertanian pada jagung akan menghasilkan limbah yang salah satunya berupa bonggol jagung yang jumlahnya akan terus bertambah seiring dengan peningkatan kapasitas produksi. Peningkatan produksi pertanian jagung dalam hal ini harus disertai dengan upaya lebih lanjut dalam bentuk manajemen, pelestarian, dan penggunaan limbah bahan bonggol jagung yang telah diproduksi tidak mengurangi estetika lingkungan atau tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, salah satu ide kreatif dalam mengurangi volume limbah bonggol jagung dan meningkatkan nilai tambahnya adalah dengan memanfaatkan limbah bonggol jagung untuk diubah menjadi produk kerajinan yang multiguna (Mahardhika & Dewi, 2016). Namun, kebanyakan masyarakat Desa Sawentar yang berprofesi sebagai petani belum memiliki pemahaman mengenai pengelolaan limbah bonggol jagung tersebut, sehingga perlu adanya suatu pengenalan untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai tahapan proses pengolahan limbah sekaligus mengurangi jumlah limbah pertanian yang ada.
Oleh karena itu, saya memberikan inovasi mengenai pemanfaatan limbah bonggol jagung kepada masyarakat yang tergabung dalam organisasi Gapoktan melalui pengadaan sosialisasi atau penyuluhan yang diadakan pada tanggal 9 Januari 2023 di rumah Bapak Abdul Hamid selaku ketua Gapoktan. Inovasi yang saya berikan berupa pemanfaatan limbah bonggol jagung menjadi bahan dasar kerajinan tangan berupa kotak tisu yang memiliki nilai ekonomis dan dapat memberikan penghasilan tambahan bagi petani di Desa Sawentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H