Mohon tunggu...
Yusuf Cahyono
Yusuf Cahyono Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis danembaca

.Hidup Harus Berkontribusi...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masa Depan Itu Buah dari Masa Lalu

27 September 2014   17:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:17 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Membangun masa depan yang lebih baik adalah bagain darisemangat kita untuk terus menjalani kehidupan. Dengan memiliki harapan dan cita cita. Kita akan mampumemiliki kekuatan untuk menjalani aktivitas kehiduapan berbeda halnya dengan mereka yang sama sekali tidak menaruh harapan di kehidupannya. Maka yang terjadi adalah kehidupan yang datar tanpagreget. Inilah yang membedakan ketika seserang memiliki mimpi dan harapan di kehidupannya dengan mereka yang benar benar gagal untukmeneguhkan apa makna hidupnya

Cita cita dan impian yang ditindaklanjuti dengan aksi nyata niscaya akan membawa pelan-pelan seseorang untuk meniti anak tangga. Tangga yang mendaki berarti selalu siap dengan segala tantangan dan beban berat. Bila hal itu sudah menjadi ritme kebiasaan tentu pendakian tak lagi menjadi siksaan, namunlebih sebagai sebuah perjalanan yang membawa nafasnya ke alam kesegaran yang tiada tara. Setiap tangga yang didaki membukakan mata.Semakin luasalah pandangan di sekitarnya.Lalu pelan pelan, ia akan makin ringan untuk menggapai puncak.

Semenatara di kehidupan yang lain. Si pemalas dan si pecundang lebih suka menenggelamkan diri bersama lelapnya.Menikmati kemalasan demi kemalasan setiap hari. Makin terkungkung oleh ritme pesimis, sinis juga menjadi amat kritis dengan kehidupan sekitarnya.Hatinya mudah dijangkiti oleh pikiran negatif, sepert iri, dengki, pendendam, pemarah dan pengkritik yang hebat, menjadi orang yang merasa selau disakiti.Membuatnya serasa diabaikan oleh orang disekitarnya. Makin merana, makin tak berarti.

Kemalasan itu candu ia akan terus mengajak kepada hal yang sama. Namun kemalasan itu juga hanya tipuan saja.Ia bisa disingkirkan segera dengan sebuah aksi.Jika mengantuk, bergeraklah maka rasa kantukmu itu lambat laun akan makin berkurang dan hilang. Begitulah, jika engkau malas, maka mulaialah dengan apapun yang bisa membuatmu memiliki harapan. Jangan berdiam diri dan menyerah pada keadaaan. Perlu sebuah suntikan besar akan terjadi lompatan padakehidupan yang berbeda. Istilah kerennya keluar dari zona aman.Berpikir di luar kotak. Bagaimana menghadapkan diri di situasi yang berbeda gara potensi positif yang dimiliki seseorang itu muncul. Sebab kadang merubah seseorang tidak cukup dengan nasehat atau kata kata, namun memindahkan seseorang dikondisi yang berbeda. Dengan itu maka potensi potensi yang selama ini tertidur, bisa bangun dan menjadikan jalan bagi seseorang untukmenjadi manusia yang berbeda dengan segala potensi yang dimilikinya.

Banyak faktor yang pada akhirnya membuat sesoarang mampu memakasimalkan potensi usai menikah ketika seseorang mau tak mau harus mencari nafkah demi menafkahi keluarga. Desakan yang tak pernah datang di masa muda itu, pada akhirnya membuat seseorang melupakan gengsi atau rasa engggannya karena tidka aa jalan lain kecuali melakukannya. Sungguh, potensi yang dimiliki manusia itubanyak yang tertidur, hanya sedikit yang dimaksimalkan menjadi aset dalam kehidupannya. Mungkin hidup ini hanyalahsebuah pilihan. Mau seperti apa wujud kita bagi kehidupan, tergantung pilihan yang kita ambil.Rejeki itu ada dalam peta yang tuhan titipkan pada kita.jika kita cerdas mencari arah yang benar bersama dengan keteguhan hatimenjalankan proses.Tak ada dalih untuk membenarkan bahwa nasib jika segala dayabelum diupayakan.Kita seperti sekarang ini hakikatnya adalah buah dari proses masa lalu.Pun jugaseperti apa masa depan kita, tak jauh dari mind set dan dedikasi yang kita bangun sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun