Dia benci sekali anjing. Sejak kecil memang ia sudah sering mendengar cerita tentang anjing. Bila anjing galak, lolongannya seram yang mampu memanggil kumpulan mendung hitam untuk membuat cahaya bulan meredup. Lalu sihir-sihir itu merebak, menjelajah di sudut-sudut gelap yang dituju. Matanya sering dipinjam iblis untuk mengintip manusia.Dan vonis najisair liurnya adalah sesuatu yang wajib di jauhi.Setumpuk hal buruk tentang anjing telah membungkus anggapannya. Bahwa binatang itu wajib dikecam, dijauhi dan dibenci. Sebagai makluk terkutuk yang semestinya tak diciptakan di dunia.Sedikitpun ia tak tertarik untuk mendengarkan kisah, bahwa anjing adalah binatang yang setia pada majikannya.Tentang seekor anjing yang berhasil menyelamatkan anak majikannya yang hilang.Ia mendampingi anak kecil itu ketika menyeberang jalan. Melindungi dari lalu lalang kendaraan hingga mencapai tepian. Sama sekali ia tak menaruh humanisme dari cerita itu. Baginya, anjing tetaplah anjing!
Bahkan sejak tetangga memutuskan memelihara anjing, ia menaruh sikap benci yang sama. Keluarga itu wajib dibenci seperti halnya anjing yang dipeliharanya itu. maka sejak suara-suara itu sering ia dengar dari rumah tetangga, secepat itu pula ia menghujat. “ Dasar anjing..” begitu ucapnya yang sering menerpa tembok kamar.Selama mereka masih bersama anjing, selama itu pula ia akan menganggap mereka tak layak itu di ajak bercakap. Bahkan ia berjanji, bila akan melempari anjing tetangga itu bila berani lewat depan rumahnya. Jejak-jejak kaki itu sama kotornya dengan semua yang ada ditubuh anjing itu. Maka pemberian dari tetangga sebelah, akan ia tolak. Semua sudah terkontaminasi dengan anjing. Meski tak tersentuh langsung, namun udara yang ada dalam rumah itu sudah tercemar oleh kehadiran binatang itu.
Sungguh kebencian itu memuncak, ketika melihat tetangganya itu sering bercanda dengan anjingnya.Memanjakannya, layaknya anggota keluarga yang baru. Sering mengajaknya jalan pagi dengan rantaikecil yang melingkar di lehernya.Bermain bola ketangkasan atau sekedar menjemurnyaketika pagi hari. Sungguh terlalu!, pikirnya. Berlebih-lebih pada binatang terkutuk itu.Ingin ia memberi saran, agar mereka mau melepasnya.Kehadiran binatang itu membuat malaikat tak berkenan masuk ke rumah.Namun tiap kali ia ingin berucap itu, iatak sanggup.Wajah-wajah mereka mendadak serupa dengan bintang itu. kebenciaanya menjadi-jadi. Akalnya tumpul untuk menghalau imajinasinya sendiri. bagaimana mungkin ia bercakap dengan mereka, selama wajah mereka juga ikut menjelma seperti itu.bahkan akhir-akhir ini, suara-suara tetangganya terdengar seperti lolongan.
Ia pun memutuskan ke taman. Menjauh dari tetangganya itu yang mendadak aneh itu. Apakah mereka itu telah mempelajari ilmu hitam?Sungguh kasihan mereka jika itu benar. Pasti pesugihan yang mereka harapkan dari hal itu.Mendadak ia dikejutkan dari lamunannya. Suara menyalak terdengardi dekatnya. Seorang perempuan tua bersama anjingnya melintas menuju ruang lapang yang penuh rumput hijau. Dengan rasa jijik ia meludah.“ Anjing lagi!, dimana-mana banyak anjing!” batinnya.Bagaimana ia bisa melupakan permasalahanya dengan tetangga bila ternyata di sinipun ada anjing.
Satu satunya tempat yang tak mungkin di temukan anjing adalah rumah ibadah. Disanalah ia menjauh dan aman dari teror anjing.Kelelahan dan amarahnya menguras seluruh energy. Ketika melihat karpet bersih, iapun merebahnya tubuh bersama perasaanya. Cukuplah kebencian itu disana.Jangan sampai terbawa kesini.Tak butuh lama, ia terbuai lelap. Sejenak meresapi damainya jiwa tanpa kebencian terhadap binatang itu.Namun,sesuatu membuatnya terjaga.Ketika kakinya terasa di tendang keras. ““ Bangun Kamu! Dasar anjing! Tidur sembarangan!” kaget. Ia buru-buru minta maaf, namun omelan it terus berulang bersama kata-kata hewan yang dibencinya itu.Ia lalu segera meninggalkan tempat itu. Diantara rasa bersalah itu, ia merasa ketakutan. Takut melihat cermin. Jangan-jangan kini wajahnya serupa dengan wajah tetangga yang ia benci itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI