Mohon tunggu...
Mohamad Yusuf Fauzi
Mohamad Yusuf Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyarakat Sipil Biasa

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Boleh Kepincut Elektabilitas Namun Jangan Abaikan Etikabilitas dan Intelektualitas

4 September 2024   23:46 Diperbarui: 5 September 2024   05:50 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: KPU Pilkada Serentak 

Menurut Pengamat sekaligus Akademisi Rocky Gerung ada hal lain yang menurutnya lebih penting daripada elektabilitas, yaitu etikabilitas dan intelektualitas. Namun dua hal itu menurutnya sering diabaikan. Kebanyakan partai politik hanya mementingkan elektabilitas daripada etikabilitas dan intelektualitas.

Etikabilitas adalah istilah yang sering digunakan dalam konteks politik dan kepemimpinan. Secara umum, etikabilitas merujuk pada tingkat kepatutan moral atau etika seseorang. Dalam dunia politik, etikabilitas menjadi faktor penting yang dipertimbangkan oleh masyarakat saat memilih pemimpin. Pemimpin dengan etikabilitas tinggi membangun kepercayaan masyarakat, yang merupakan dasar legitimasi kepemimpinan.

Sedangkan Intelektualitas adalah istilah yang mengacu pada kemampuan seseorang untuk berpikir secara kritis, analitis, dan kreatif. Ini melibatkan kemampuan untuk memahami konsep yang kompleks, memecahkan masalah, belajar dari pengalaman, dan menerapkan pengetahuan dalam berbagai situasi hingga membuat kebijakan.

Dalam konteks politik sekarang, 2 hal diatas bisa dibilang sering diabaikan partai politik sekilas hanya memperhatikan Elektabilitas saja yang merujuk pada tingkat ke terpilihan atau popularitas seorang calon dalam suatu pemilihan. Metrik ini menjadi indikator krusial dalam memprediksi hasil pemilu maupun Pemilihan Kepala Daerah untuk merancang strategi kampanye yang efektif.

Elektabilitas yang tinggi secara empiris berkorelasi dengan peluang kemenangan yang lebih besar. Data survei elektabilitas menjadi dasar bagi lembaga survei dan partai politik dalam meramalkan hasil Pemilihan.

Kampanye politik modern sangat bergantung pada data. Elektabilitas digunakan untuk mengalokasikan sumber daya kampanye secara efisien, baik itu dana, waktu, maupun tenaga relawan. Daerah dengan elektabilitas tinggi akan menjadi fokus utama dalam upaya meraih suara.

Bagi partai politik, elektabilitas menjadi pertimbangan utama dalam penentuan calon yang akan diusung. Selain itu, elektabilitas juga dapat mempengaruhi keputusan koalisi partai politik.

Ada beberapa faktor yang Mempengaruhi Elektabilitas:
1. Popularitas Pribadi: Karakter, rekam jejak, dan kemampuan komunikasi seorang calon sangat mempengaruhi tingkat penerimaan publik.
2. Isu Kampanye: Isu-isu yang diangkat dalam kampanye akan menentukan sejauh mana calon dapat menarik simpati pemilih.
3. Dukungan Partai Politik: Mesin partai politik yang solid dan jaringan yang luas dapat meningkatkan elektabilitas seorang calon.
4. Media Massa: Media massa memiliki peran yang sangat signifikan dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi persepsi pemilih terhadap calon.
5. Kondisi Ekonomi dan Sosial: Kondisi ekonomi dan sosial suatu negara juga dapat mempengaruhi preferensi pemilih.

Meskipun elektabilitas merupakan alat analisis yang sangat berguna, namun perlu diingat bahwa metrik ini memiliki beberapa keterbatasan karena elektabilitas bersifat fluktuatif dan dapat berubah dengan cepat akibat berbagai faktor, seperti munculnya isu baru atau perubahan sikap pemilih.

Perubahan elektabilitas dari waktu ke waktu dapat menjadi barometer kinerja seorang politikus atau partai politik. Kenaikan elektabilitas mengindikasikan keberhasilan dalam mengimplementasikan program atau kebijakan yang populer.

Elektabilitas sangat bergantung pada metodologi yang digunakan, termasuk ukuran sampel, teknik pengambilan sampel, dan formulasi pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun