Salah satu produk  makanan skotel lokal yang belum banyak dikenal  adalah skotel kreasi warga desa Sulur kecamatan Samigaluh, sejenis skotel yang biasanya menggunakan mie makaroni sebagai bahan dasarnya.
 Namun di Desa Sulur, pasta  diganti dengan singkong yang diparut dan dicampur dengan tepung, telur, dan bumbu.
 Singkong Scotel dibuat dengan  mencampurkan kentang tumbuk, tepung terigu, telur, bawang putih, garam, merica dan kaldu bubuk.
 Campuran ini kemudian digulung menjadi bola-bola kecil dan digoreng hingga matang.
 Kemudian kue singkong ditaruh di atas loyang yang telah diolesi mentega dan ditaburi keju parut.
 Di atasnya ditambahkan saus Béchamel yang terbuat dari mentega, tepung terigu, susu, garam dan pala.
 Saus Béchamel ini dimasak hingga kental dan halus, lalu dituangkan di atas saus singkong.
 Terakhir kue singkong dipanggang di dalam oven hingga kejunya meleleh dan berubah warna menjadi coklat.
 Skotel singkong mempunyai rasa yang enak dan ringan.
 Kue singkong juga mengandung karbohidrat, protein, kalsium dan vitamin yang cukup tinggi dari bahan-bahannya.
 Skotel singkong sering dihidangkan sebagai menu sarapan atau sebagai camilan di siang hari.
 Skotel singkong juga cocok  dijadikan sajian istimewa di pesta keluarga atau arisan.
 Sayangnya skotel Singkong belum  dikenal  masyarakat luas karena hanya dijual di sekitar Dusun Sulur.Â
 Padahal, skotel singkong merupakan salah satu produk pangan skotel lokal  yang unik dan lezat.
 Oleh karena itu,  pemerintah, pemangku kepentingan ekonomi dan masyarakat perlu melakukan upaya untuk memperkenalkan dan mempromosikan skotel Singkonh sebagai produk pangan skotel lokal  yang potensial dan berkualitas.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H