Mohon tunggu...
Yusuf Adam Danendra
Yusuf Adam Danendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Power Ranger

Mahasiswa yang hobi menulis pikirannya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Manis Bergandengan dengan Perasaan Pahit

3 Juni 2024   16:49 Diperbarui: 3 Juni 2024   20:49 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia perkuliahan merupakan masa-masa seseorang mencari jati dirinya, dalam perkuliahan normalnya mahasiswa akan lulus dalam kurun waktu delapan semester. Semester pertengahan menjadi semester dimana mahasiswa benar-benar bingung dengan keinginan dirinya, contoh dari semester pertengahan adalah semester empat, semester ini seharusnya adalah salah satu semester yang memiliki momen penuh dengan pembelajaran dan pengalaman berharga. Namun, itu hanya sebagian fakta dari kebenaran yang sesungguhnya, khususnya momen dalam mengikuti mata kuliah "Penulisan Berita dan Kreatif" di salah satu Universitas ternama di Banten. Mata kuliah ini sebenarnya membuka wawasan mengenai dunia jurnalisme, juga dapat mengasah kemampuan dalam menulis berita secara efektif dan kreatif. Dari awal pertemuan hingga menjelang akhir semester, pada beberapa sesi kelas dan tugas yang diberikan mengajarkan berbagai aspek penting dalam penulisan berita yang tak hanya informatif tetapi juga diharuskan untuk menarik bagi pembaca melalui kreatifitas sang penulis berita. Namun, ada beberapa fakta lain dibaliknya yang dirasa tidak mengandung kejelasan.

Mata kuliah ini sudah menarik perhatian sejak pertemuan pertama. Ikhsan Ahmad, dosen yang bertanggung jawab mengajar pada mata kuliah ini membuka kelas dengan penuh ketegangan. Itu merupakan hal yang wajar, karena beliau dikenal sebagai dosen yang cukup membuat bulu ditubuh berdiri. Mahasiswa mendengarkan apa saja yang harus dilakukan selama satu semester kedepan, beliau juga mengundang seorang temannya yang pengalamannya sudah melimpah dibidang jurnalistik. Melalui pembelajaran yang diberikan beliau dan temannya, seisi kelas mendapatkan gambaran nyata tentang dunia jurnalisme yang dinamis dan penuh tantangan. Hal tersebut membuat sebagian orang tertarik, dan sebagian terlihat seperti biasa saja.

Minggu-minggu awal perkuliahan dihabiskan untuk mengenalkan dasar-dasar dalam penulisan berita, termasuk struktur berita, piramida terbalik, dan prinsip 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, How) berikut dengan beberapa contohnya. Suasana dalam kelas ini terbilang monoton namun mengandung adrenalin, mungkin karena penyampaiannya yang tidak menarik dan terbalut dengan aura ketegangan yang dipancarkan oleh sang dosen. Tugas merupakan makanan sehari-hari yang memabukkan dalam mata kuliah ini. Tentu saja ini bukanlah sebuah masalah, karena sebagai mahasiswa sudah seharusnya mengerjakan tugasnya hingga tuntas, yang menjadi permasalahan adalah ketika terjadi rasa ketidakadilan dalam memandang tugas yang dikerjakan tersebut. Dapat dikatakan ketidakadilan karena sebagian mahasiswa merasa tugas yang diberikan terkesan berat untuk sebagian pihak, namun dilihat melalui kacamata penilaian yang sama.

Pembelajaran pemahaman dasar-dasar jurnalistik berlalu, masuklah minggu-minggu dimana adanya praktik penulisan, yang dimana ini merupakan tugas yang dimaksud pada paragraf sebelumnya. Setiap minggu, mahasiswa diharuskan menulis berita berdasarkan tema yang telah dibagi dan ditetapkan oleh sang dosen, seperti politik, seni, politik internasional, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Dalam setiap tugas, diharuskan untuk mampu menyampaikan informasi penting dalam batasan kata yang ketat dan tentunya dengan kredibilitas yang harus dijaga, seperti pentingnya verifikasi fakta dengan pengecekan melalui berbagai sumber dan memerhatikan etika jurnalisme. Dalam era digital ini, informasi bisa menyebar dengan cepat, keakuratan dan kebenaran menjadi hal yang sangat penting dan berharga.

Tugas yang telah diberikan tadi mengharuskan untuk melakukan wawancara mendalam, menggali informasi, dan menyusun narasi yang menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi dengan cara yang menarik. Dari pengalaman ini, mahasiswa belajar bahwa menulis bukan hanya tentang menyampaikan fakta, tetapi juga tentang menyentuh hati pembaca dan membuat mereka terhubung dengan cerita yang disampaikan.

Setiap proses pembelajaran pasti memiliki tantangan, tingkat tantangan tersebut berbeda-beda tergantung dengan tema yang didapat. Misalnya dengan tema politik, sudah pasti mahasiswa harus berhati-hati karena berita yang ditulis akan dikirim kepada media dan berdampak hasilnya pada persepsi masyarakat, sehingga mahasiswa perlu untuk mendapatkan akses terhadap narasumber kredibel. Hal tersebut sama sekali tidak menjadi masalah, minggu demi minggu pun berlalu, sebagian mahasiswa sudah cukup banyak mengirimkan berita dan opini yang mereka buat kepada suatu media. Namun, karena beberapa alasan membuat Ikhsan Ahmad sebagai seorang dosen yang bertanggung jawab pada mata kuliah tersebut melakukan penggantian tugas, hal ini dirasa cukup merugikan sebagian mahasiswa yang sudah mengirimkan banyak tulisannya, karena sebagian mahasiswa lain masih ada yang hanya mengirimkan dan baru membuat sedikit tulisan saja. Hal itu membuat semua perjuangan yang dikeluarkan sebagian mahasiswa yang bersusah payah dalam membuat tulisan beritanya terasa sia-sia.

Tugas pengganti yang diberikan sang dosen berupa kewajiban untuk berlangganan kepada beberapa portal media berita, yang nantinya isi dari berita yang ada dalam portal media tersebut akan  ditelaah oleh mahasiswa. Hal ini dianggap aneh oleh sebagian mahasiswa saat terjadi perdebatan didalam kelas, ketika sebagian mahasiswa lupa untuk berlangganan dan sang dosen menganggap bahwa mahasiswa yang lupa untuk berlangganan sudah tertinggal jauh oleh sebagian mahasiswa lain, padahal mahasiswa lain tersebut pun mengakui bahwasannya mereka belum melakukan apa-apa selain berlangganan kepada beberapa portal media beritanya. Hal ini semakin aneh ketika Ikhsan Ahmad selaku dosen berdalih lagi dengan mengucapkan bahwa berlangganan kepada suatu media tersebut hanyalah sebuah formalitas.

Ini tentunya membuat sebagian mahasiswa kecewa, karena perjuangannya saat tugas sebelumnya dirasa seperti tidak dianggap hanya karena lupa untuk berlangganan saja. Meski begitu, mengikuti mata kuliah "Penulisan Berita dan Kreatif" selama satu semester adalah pengalaman yang sangat berharga. Mata kuliah ini tidak hanya mengajarkan teknik-teknik menulis yang efektif dan kreatif, tetapi juga dapat membentuk mahasiswa menjadi penulis yang lebih kritis, etis, dan profesional. Dari berbagai tugas dan pembelajaran yang diberikan, mahasiswa belajar bahwa jurnalisme bukan hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga tentang menceritakan kisah yang dapat menginspirasi dan memengaruhi masyarakat.

Melalui berbagai tantangan dan pembelajaran dalam mata kuliah ini, dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa untuk merasa lebih siap dan percaya diri ketika terjun ke dunia jurnalisme. Pengalaman ini juga menguatkan tekad untuk terus belajar dan berkembang dalam bidang penulisan berita dan kreatif. Saya berharap, mata kuliah ini dapat lebih baik lagi dalam segala aspeknya, dan juga mahasiswa dapat mengaplikasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dalam menginspirasi untuk terus berkarya dengan kreativitas dan integritas ketika memang ingin menjadi jurnalis yang berdedikasi dan berpengaruh positif untuk masyarakat luas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun