Kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sedang mendapat ujian berat. Ujian ini bukan saja muncul menyusul kasus yang menimpa Ahok, Gubernur (non aktif) DKI Jakarta yang memicu aksi demo besar belum lama ini, namun juga ancaman dari luar yang juga mesti diwaspadai. Untuk menghadapi ancaman itu, para pemuda mesti berdiri paling depan sebagai garda depan untuk persatuan bangsa.
Demikian diungkapkan mantan aktivis ’98 Widihasto, SE dan Wakil Ketua Kadin DIY Mirwan Syukur, SH MM dalam Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di sebuah cafe di Bantul, kemarin (22/11/2016). Kegiatan yang diselenggarakan anggota MPR RI H. Ambar Tjahyono SE, MM ini diikuti ratusan pemuda yang tergabung dalam organisasi Benteng Kedaulatan.
Menurut Mirwan, negara kita memang sangat heterogen. Bukan saja dari segi agama, keyakinan, adat, dan suku, namun sangat beragam dari sisi budaya maupun kebiasaannya. Namun jika bangsa ini mampu menghadapi dan melewati tantangan yang sangat berat ini, maka akan menjadikan Indonesia menjadi bangsa dan negara yang besar.
Sedangkan Widihasto menyodorkan reaktualisasi terhadap konsep kepribadian yang terkenal sebagai Tri Sakti Bung Karno. Konsep itu meliputi berkepribadian dalam politik, ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Karena itulah tokoh Keistimewaan DIY ini menekankan pentingnya agar para pemuda berpegang teguh pada kepribadian Tri Sakti Bung Karno utamanya dalam menghadapi tantangan dan ancaman bangsa.
“Kalian para pemuda harus memiliki integritas dalam 3 aspek kepribadian itu,” tandasnya. Dikatakan, kepribadian dalam Tri Sakti Bung Karno ini sangat mendasar agar pemuda tidak gampang dimobilisasi, dimanfaatkan, atau bahkan tidak bisa “dibeli” pihak manapun.
Sementara itu anggota MPR RI H. Ambar Tjahyono SE, MM mengajak generasi muda untuk merevitalisasi nilai-nilai Pancasila terutama untuk membendung arus globalisasi yang lebih banyak membawa dampak negatif.
Dalam kegiatan yang bertema “Pemuda Membangun Daerah dengan Jiwa 4 Pilar Kebangsaan Menuju Indonesia Bermartabat” itu, Ambar mengingatkan bahwa globalisasi ibarat pedang bermata dua dan kemajuan teknologi justru harus dimanfaatkan untuk menggali potensi generasi penerus dan para pemuda.
“Dengan terus mengasah mentalitas yang kreatif dan inovatif inilah kita dapat membangun masa depan bangsa yang jauh lebih maju, lebih sejahtera dan lebih bermartabat,” tegas politisi Partai Demokrat ini. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H