Mohon tunggu...
Yusuf CeKa
Yusuf CeKa Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Citizen Journalist

Ghost writer, blogger, trainer, dan web developer pada wiraidenesia.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Agar UKM Lebih Kompetitif Perlu Pendampingan Berkelanjutan

6 Mei 2016   14:11 Diperbarui: 6 Mei 2016   18:01 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat Bertemu Warga Dusun Panggul Tengah, Semanu, Gunungkidul (dok.pri)

Penguatan dan pendampingan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) tampaknya perlu dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus. Selain untuk meningkatkan ketrampilan dan daya tahan usahanya, upaya ini juga untuk meningkatkan efektivitas program pemrintah dalam membangun kelas menengah pengusaha yang kuat.

Demikian kesimpulan yang mencuat dalam temu warga dan dialog yang dilakukan anggota DPR RI H. Ambar Tjahyono SE MM saat mengisi kegiatan reses pada bulan Mei 2016 kali ini. Dalam kunjungan yang dilakukan ke Panggul Tengah dan Pacarejo di Semanu Gunung Kidul dan Kalasan Sleman, Rabu (4/5), Ambar bertemu dengan pelaku UKM penerima bantuan modal wirausaha pemula dari Kementerian Koperasi dan beberapa kelompok usaha bersama (KUBE).

“Banyak pelaku UKM dan ibu-ibu yang membutuhkan pembinaan ekonomi produktif secara berkelanjutan. Hal ini penting bukan saja untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan usaha mereka namun juga untuk membangun motivasi dan semangat kewirausahaan yang lebih tangguh,” kata anggota dewan dari daerah pemilihan DIY ini.

Sementara itu Kamiyanto, pelaku UKM pemilik warung mie ayam dan bakso penerima bantuan wirausaha pemula di Dusun Dengok Lor, Pacarejo, Semanu, Gunungkidul menuturkan bahwa bantuan modal yang diterima digunakan untuk membuat warung permanen dan mengembangkan usahanya itu.

Melihat potensi bahan baku yang cukup melimpah di wilayahnya, Kamiyanto saat ini juga telah mengembangkan produk lainnya, seperti keripik daun singkong, siomay, serta beberapa makanan olahan lainnya. “Permintaan masyarakat sekitar sini cukup tinggi, terutama untuk acara hajatan,” katanya bangga.

Sedangkan saat bertemu pelaku UKM yang tergabung dalam KUBE di Dusun Kalimati, Tirtomartani, Kalasan, Sleman kelompok ibu-ibu mendesak perlunya pendampingan usaha, terutama dalam hal packaging (kemasasan) dan pemasaran. KUBE di sini telah mampu membuat produk kerupuk kulit lele, stik duri lele, dan nugget lele yang cukup potensial.

tet-572c797a6323bdaa0955e5fa.jpg
tet-572c797a6323bdaa0955e5fa.jpg
Saat Bertemu Warga Dusun Kalimati, Tirtomartani, Kalasan, Sleman (dok.pri)

Meskipun produksi lele di wilayah ini cukup tinggi, namun mereka juga meminta bantuan bibit lele untuk memanfaatkan banyaknya kolam ikan yang menganggur. Apalagi permintaan lele dari wilayah ini terus meningkat akhir-akhir ini. “Sayang jika 30 kolam ikan dengan ukuran 7 x 10 meter hanya ngongkrok dan tidak berproduksi,” kata seorang warga.

Sementara itu saat bertemu 75 warga Dusun Panggul Tengah, Semanu, Gunungkidul, Ambar menerima masukan tentang kurangnya tenaga guru untuk mengajar di wilayah ini. Mereka juga meminta bantuan fasilitasi pelatihan dan pembinaan dalam pengolahan fermentasi pakan ternak serta pengurusan badan hukum untuk koperasi yang sudah ada. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun