Sementara itu saat di Desa Ngeposari, rombongan Ambar Tjahyono bertemu dengan para pengurus dan anggota Kelompok Tani Suka Marmur yang didampingi Dukuh Ngeposari. Kelompok ini juga telah memperoleh bantuan alat perontok padi yang dinilai sangat bermanfaat. Namun warga juga menyampaikan harapannya agar kendala sulitnya mendapatkan pupuk dapat segera diatasi.
“Kasus rabuk (pupuk) di sini sebenarnya lucu. Petani tidak diperbolehkan membeli pupuk secara kelompok karena dianggap akan dibisniskan. Sementara kalau membeli eceran ya malah merugikian petani,” kata Harto, Ketua Kelompok Tani Suka Marmur yang diiyakan Pak Dukuh. Karena itulah mereka meminta Ambar untuk mencarikan solusi soal pupuk tersebut.
Sedangkan saat bertemu dengan para petani di Rongkop dan Nglipar, rombongan juga menerima masukan tentang budidaya ternak sapi dan kambing yang menjadi usaha sampingan mereka selain bertani. Bahkan warga yang tergabung dalam KUB Pandan Sari Nglipar melakukan usaha simpan pinjam dimana warga bisa menabung untuk bisa mendapatkan ternak untuk dipelihara.
“Sangat langka sekali seorang anggota dewan pusat berkunjung ke wilayah kami. Apalagi untuk berdialog dan mendengarkan suara warga,” kata Mardiyanto, Lurah Kedungkris Nglipar yang didampingi Kepala Dukuh Kwarasan Kulon saat menerima rombongan.
[caption caption="Saat Dialog dengan warga Nglipar pada Pukul 22.00 wib"]
Selama berdialog dengan warga, Yani Ambar terlihat antusias mendengarkan keluhan warga. Masyarakat Gunung Kidul yang dikunjungi umumnya telah memperoleh bantuan alat perontok padi (tlaser). Karena itulah selain memantau pemanfaatan alat bantuan dari pemerintah itu, tim Ambar Tjahyono juga menampung harapan dan keinginan warga untuk meningkatkan kesejahteraannya.
“Harapan kami bantuan alat yang sudah diterima ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan produktivitas warga. Selain itu masukan bapak ibu juga akan saya sampaikan kepada Pak Ambar agar bisa segera mendapatkan solusinya bersama kementerian terkait,” janji Yani Ambar. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H