Mohon tunggu...
Yusuf C
Yusuf C Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa UPI Inovasikan Produk PMT Berbasis Pangan Lokal

11 Oktober 2024   13:30 Diperbarui: 11 Oktober 2024   13:40 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan dan Demonstrasi Masak Inovasi PMT Lokal “Klappertaart Susu Jagung”/dokpri

Bandung – Sekelompok mahasiswa dari Program P2MB (Program Pengabdian Mahasiswa Berkelanjutan) Gizi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melaksanakan kegiatan penyuluhan dan demonstrasi masak di Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kader Posyandu di Desa dalam menyediakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) inovatif bagi balita menggunakan pangan lokal di Desa Pinggirsari.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 29 September 2024 ini berlangsung di GOR Desa Pinggirsari. Acara tersebut dihadiri oleh 32 orang kader Posyandu dari 20 RW di Desa Pinggirsari. Dalam penyuluhan ini, mahasiswa P2MB Gizi UPI menyampaikan materi tentang pentingnya PMT pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dan mencegah stunting.

Penyuluhan dan Demo Masak untuk Mencegah Stunting

Salah satu rangkaian kegiatan yang menarik perhatian adalah demo masak inovasi produk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita. Mahasiswa memperkenalkan Klappertaart Jagung sebagai menu PMT yang dapat diolah dengan bahan-bahan lokal yang terjangkau. Pengolahan Klappertaart ini menggunakan bahan pangan lokal jagung dan susu yang merupakan hasil pertanian dan peternakan yang cukup potensial di Desa Pinggirsari.

“Kami ingin para kader Posyandu dan masyarakat di Desa Pinggirsari dapat mengimplementasikan PMT yang memiliki nilai gizi yang sesuai, agar anak-anak mendapatkan asupan gizi yang lebih baik dan terhindar dari stunting.” ujar salah satu mahasiswa.

Demo masak tersebut tidak hanya fokus pada cara memasak yang praktis, tetapi juga memanfaatkan pangan lokal dengan harga terjangkau dan tersedia di Desa Pinggirsari. Selain itu juga mempertimbangkan nilai gizi yang dibutuhkan balita, yaitu Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) sehingga para kader Posyandu dapat dengan mudah mempraktikkan dan mengaplikasikannya di posyandu. 

Antusiasme Kader Posyandu

Para kader Posyandu menyambut baik kegiatan ini. Salah seorang peserta, Ibu Lilis, mengungkapkan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat karena kami mendapatkan pengetahuan tentang gizi dan cara memasak PMT juga menambah referensi variasi menu PMT yang sehat untuk diberikan ke anak-anak. Kami jadi lebih paham pentingnya PMT dalam mencegah stunting.”

Adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Pinggirsari akan pentingnya gizi yang cukup dalam mencegah stunting, serta mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa P2MB UPI juga berharap agar inovasi PMT yang mereka perkenalkan dapat menjadi solusi praktis dan efektif untuk meningkatkan kualitas gizi balita di desa tersebut.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen UPI dalam mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, serta mendorong keterlibatan mahasiswa dalam memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun