Kegiatan Jambore Cabang yang dilaksanakan oleh kwartir cabang Luwu, Sulawesi Selatan di tahun 2015 ini berlangsung pada 20 - 23 Desember di bumi perkemahan Tampa, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Jambore ini diikuti oleh tingkat SD dan SMP serta merupakan ajang seleksi untuk mengikuti Jambore Nasional 2016.Â
Kegiatan yang dibuka langsung oleh Wakil Bupati Luwu, Bapak Amru Saher. Dalam sambutannya, Amru Saher memberikan apresiasi kepada seluruh peserta dan panitia sehingga jambore ini dapat terlaksana dengan baik. Pada kesempatan yang sama beliau berpesan kepada para peserta bahwa kegiatan jambore ini merupakan salah satu sarana untuk bias belajar tampil berbicara di muka umum hingga nantinya jiwa kepemimpinan akan semakin ter asah dan kuat. ‘Walau masih SD-SMP sekecil ini, suatu saat akan menjadi Bupati dan paling tidak jadi wakil Bupati, kader Pramuka harus jadi pemimpin. Seorang anggota pramuka harus memimpin tiga hal yaitu: Pemimpin dalam pelajaran, seorang anggota pramuka tidak boleh nilainya rendah. Pemimpin dalam hal persaudaraan, saling mengharga satu sama lain, suka menolong orang tua dan orang disekitarnya sebagai wujud sifat sosial dalam masyarakat. Pemimpin di sekolah, seorang anggota pramuka harus mampu menjadi ketua kelas ataupun ketua OSIS teladan di sekolahnya.’ Ungkap Amru Saher.
Banyak hal yang menarik dari kegiatan ini, Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik yang akan membentuk intelegensia, kekuatan jasmani dan karakter dari diri tersebut. Hal tersebut terlihat pada cara kerja regu dan kelompok penggalang,dimana mereka diajak untuk bekerja sama dalam satu tim dalam mencapai satu tujuan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut dapat terlihat latihan dalam berdemokrasi. Para anggota pramuka mendapat materi yang beragam seperti lingkungan hidup, tertib berlalu lintas, HIV AIDS yang kesemuanya merupakan hal yang dialami sehari hari, seperti isu kelangkaan air karena penebangan hutan yang dilakukan oleh oknum yang tidak peduli terhadap kelestarian alam. Pada malam para penggalang baik tingkat SD maupun SMP tampil membawakan kreasi mereka seperti tarian modern maupun tradisional, parody,dan nyanyi solo yang diiringi music elekton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H