Dunia ini semakin penat yang dipenuhi dengan ambisi yang kian lama semakin melelahkan. Impian kekayaan yang selalu dikejar membuat tak berdaya. Pikiran dan tubuh seakan-akan diajak terus berkayuh. Lelah bahkan stres tidak dihiraukan lagi.Â
Pikiran hanya terisi bagaimana mengumpulkan banyak uang untuk membeli keinginan yang semakin membahana.
Mengikuti tren dan fashion memang asyik, namun jikalau tidak diimbangi dengan prioritas hanya akan menguras tenaga dan cuan.Â
Bagi sebagian orang yang sudah menemukan passion, atau mempunyai pekerjaan dan usaha, itu mudah saja. Mau membeli barang merek A atau merek B itu tak jadi perdebatan. Akan tetapi tidak semua hal bagi mereka itu harus dibeli.Â
Seringkali pikiran ini sudah melayang kemana-mana. Orang yang mempunyai banyak cuan, dalam kenyataan hidup juga tidak melulu membeli semua barang branded. Terkadang mereka berusaha bagaimana menginvestasikan uang yang dimiliki. Bahkan ada sebagian orang yang merasa itu hanya titipan yang harus dibagi dengan keluarga, hingga kawan.
Baca Juga :Â Menggapai Asa Meraih Mimpi
Kehidupan itu memang kadang asyik, kadang aneh pula. Orang yang tidak mempunyai banyak uang terkadang ingin membeli semua barang, lupa untuk menyisihkan sebagian uang. Ya, lupa bahwa kedepannya masih banyak kebutuhan yang harus dipersiapkan.
Terlalu konsumtif juga tidak baik bagi mentalitas tubuh. Seakan-akan apa yang belum dimiliki harus segera dibeli. Memuaskan hati sendiri memang boleh, namun harus selalu dikendalikan, apakah itu hanya hawa nafsu semata, ataukah kebutuhan yang harus dipenuhi.
Lalu, apakah ada cara mengatasi mental yang terlalu konsumtif..?
Belum lama ini, ada banyak nasihat yang sangat inspiratif. Membuka mata hati untuk bisa berpikiran positif dan terbuka. Terutama tentang masalah keuangan yang sangat riskan terhadap pemborosan.