Memendam Rasa Bukan Sebatas Kemampuan Semata Tetapi Anugerah Terbesar - Ada banyak hal yang selalu mengisi kekosongan hati. Mulai dari sesuatu yang ringan, hingga sesuatu yang penuh tantangan. Belum lagi pengaruh dan kondisi yang bisa berubah sewaktu-waktu. Kejadian itu pula yang membuat tantangan semakin beragam dan bisa lurus maupun bengkok.
Rintangan bisa menjadi pilihan kata yang lebih ringan dalam memendam rasa. Ya, rintangan itu menggambarkan suatu masalah yang dihadapi akan bisa diselesaikan. Rintangan itu tak hanya dari luar, akan tetapi rintangan yang paling kuat itu berasal dari diri sendiri. Kalau rintangan dari luar, biasanya bisa lebih mudah untuk dinormalisasi.Â
Ya, meskipun belum ada seratus persen pendapat yang benar. Namun, melihat berbagai pengalaman dari orang lain dalam memendam rasa, yang sukses melewati tantangan itu menunjukkan bahwa pengaruh dari luar bisa lebih mudah diselesaikan.
Berbeda dengan pengaruh dari dalam, yaitu pengaruh yang ditimbulkan oleh diri sendiri. Mau tidak mau, pengaruh itu harus dikondisikan dengan baik. Karena itulah yang paling mempengaruhi keberhasilan dalam beradaptasi. Contoh pengaruh dari dalam yaitu rasa malas, mager alias malas gerak, ingin serba instan, ketidakstabilan mood, tidak konsisten, rasa dengki dan iri terhadap keberhasilan orang lain. Kesemua kondisi itulah yang harus dibereskan terlebih dahulu.
Kemampuan diri untuk beradaptasi antara satu orang dengan orang lain itu tidaklah sama. Ada yang dengan mudah langsung bisa berbaur dengan lingkungan, ada yang perlu waktu cukup lama, bahkan ada yang perlu diberi dorongan agar mau berbaur dengan lingkungan.
Baca Juga :Â Disimpan Rapat Masih Bisa Terbongkar
Seharusnya sifat yang perlu disadari adalah bisa menerima keadaan saat ini. Apapun kondisi yang dialami, harus berterima kasih dulu kepada Sang Pencipta. Tak ada ciptaan yang tidak mempunyai kelebihan. Bahkan dibalik kekurangan makhluk, pastinya ada kelebihan yang bisa dibanggakan.
Mari ambil contoh orang yang tidak memiliki penglihatan yang lengkap. Orang berpikir dia tidak bisa melakukan suatu pekerjaan. Kalaupun bisa mungkin hanya yang ringan saja. Namun, jangan salah sangka dulu, dibalik itu dia bisa saja diberikan indera pendengaran yang lebih baik. Sehingga bisa membedakan mana yang baik dan kurang baik untuk ditindaklanjuti.
Terkadang orang yang diberikan anggota badan yang lengkap, masih saja merasa kurang. Kurang berterima kasih dengan pemberian Sang Pencipta. Masih saja yang menganiaya diri sendiri, dengan berbagai cara. Misalnya minum minuman yang kurang sehat, sehingga imun menjadi menurun. Padahal ketika tubuh dalam kondisi fit, bisa digunakan untuk membuka cakrawala. Tapi ketika tubuh yang lengkap dihancurkan sendiri dengan kebiasaan yang buruk. Tentu saja merugikan diri sendiri.
Ya, setiap orang pasti mengalami berbagai masalah. Tapi itu bukan alasan untuk menganiaya diri sendiri. Akan menjadi lebih baik jika mampu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!