Setiap orang punya masanya sendiri-sendiri, dimana hati lebih bergejolak daripada  aksi. Keinginan besar untuk sukses harus terhalang dirinya sendiri. Merasa sudah terlambat dengan keadaan yang telah dilewati. Secara tidak langsung, perkembangan teknologi bisa merubah semua cita-cita menjadi amburadul.Â
Kenapa demikian?
Ya tentu semua itu berdasarkan intuisi diri sendiri, melihat kesuksesan orang lain tentu membuat insan ingin meniru dan mengikuti tren gaya saat ini. Kembali ke diri masing-masing, dulu apa yang telah diperbuat sehingga hari ini menjadi tidak konsisten. Semua penyesalan memang ada dan tentu akan terus membayangi. Sudah diberi kesempatan tapi tidak dimaksimalkan, padahal diluar sana banyak yang mendambakan posisi insan.
Ada Nasihat dari seseorang yang sudah berpengalaman dan mengalami pahitnya fase hidup. "Bilamana kamu bingung, mau bertindak apa, jangan pernah putus asa/frustasi fokuslah pada kemampuan utamamu, pilih satu dahulu baru ketika telah menguasai bisa eksplorasi ke area lain yang memiliki keterkaitan. Pada dasarnya, manusia itu dipenuhi segala ambisi yang membuatnya senang, sehingga lupa mempelajari dan menguatkan salah satu basic kemampuan. Sebagai contoh, ingin penjualan mencapai 100 juta perbulan, apa ya langsung bisa mencapai 100 juta? Tentu saja tidak! Ibarat kita mau ke lantai 10 apa langsung lompat dan tiba dilokasi? Tentu saja tidak! Â Memerlukan tangga untuk naik satu demi satu lantai atau pakai lift."
Sobat, Iri itu boleh saja, tapi jangan sampai rasa itu membuat penyesalan bagi dirimu, meskipun sudah banyak orang yang mengusai bidang A, jangan pernah putus asa untuk tetap mempelajarinya, meskipun dalam hati ingin tampil beda, padahal setelah diamati, semua saja saja, banyak orang yang menggeluti setiap bidang. Fokus pada salah satu baru eksplorasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H