Sore itu, Arke sedang asyik ngobrol di teras rumah mertuanyanya menemani Bain, tamunya yang datang dari Indonesia. Tak berapa lama, muncullah seorang wanita cantik sambil membawa nampan berisi dua gelas minuman yang masih mengepulkan asapnya.
“Ini sekedar minuman teh hangat Pak Bain, silakan dinikmati,” kata wanita cantik tersebut sambil tersenyum dan selekasnya masuk kembali ke dalam rumah.
Belum sempat Bain mengambil gelas, tiba-tiba wanita cantik tadi sudah ke luar kembali dan menuju pintu gerbang pagar dengan memakai pakaian yang warnanya berbeda.
“Lho .., Mas Arke …., itu istrinya kok sudah ganti pakaian dengan begitu cepatnya?” tanya Bain keheranan.
“Oh …, kalau yang itu bukan istri saya. Istri saya yang tadi mengantar minuman Pak Bain,” jelas Arke sembari minum teh hangatnya.
“Ah yang benar Mas Arke, mukanya sama persis kok!”
“Ya memang sama, karena mereka memang kembar identik,” jawab Arke.
“Tapi bagaimana Anda bisa membedakan dua orang wanita dengan muka yang sama dalam satu rumah?” tanya Bain penasaran.
“Memang agak susah …., tapi yang mengantar nampan tadi, saya jamin itu istri saya,”
“Oh .., karena itu memang tugasnya ya?”
“Tepat sekali Pak Bain,”
“Tapi ngomong-ngomong, apakah Mas Arke tidak takut salah orang kalau tiba-tiba ingin mencium atau memeluk istrinya?” selidik Bain.
Dengan santainya Arke menjawab.
“Oh .., kalau itu saya tidak pernah memikirkan benar atau salah orang ………”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H