Mohon tunggu...
Yusuf Ihsanudin
Yusuf Ihsanudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Teruslah belajar dan berprestasi.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Biografi Zayyidatul Khoiroh (Owner Azet Flowers & Azet Dekorasi)

16 Desember 2023   10:25 Diperbarui: 16 Desember 2023   10:31 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: @azetflowers.mlg

Zayyidatul Khoiroh adalah seorang perempuan yang lahir pada tanggal 22 Desember 2000 di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Ia merupakan anak ke-1 dari 2 bersaudara dari seorang ibu bernama Anis Masamah dan seorang ayah yang bernama Supriono. Riwayat pendidikan formalnya dimulai dari TK Muslimat NU Curungrejo Kecamatan Kepanjen, Malang. Setelah itu dilanjutkan dengan pendidikan sekolah dasar di MINU Curungrejo Kecamatan Kepanjen, Malang. Setelah 6 tahun menempuh pendidikan di sekolah dasar, kemudian ia melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Annur 1 yang berlokasi di Kecamatan Bululawang, Malang. Di pondok pesantren tersebut ia mendalami ilmu agama sembari menempuh pendidikan formal yang masih berada dalam naungan satu yayasan yang sama yaitu di MTs Annur Bululawang dan setelah itu di MA Annur Bululawang, Malang.

Kemudian pada tahun 2020, ia melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi ternama di Kota Malang yaitu Universitas Negeri Malang. Ia mengambil program studi S1 Pendidikan Bahasa Arab. Hingga saat ini pada waktu tulisan ini dibuat, ia masih menempuh semester 7 di kampus tersebut. Sebagaimana mahasiswa lainnya, kegiatan sehari-harinya diisi dengan mengikuti perkuliahan di kampus dan mengerjakan tugas yang diberikan dosen. Ia menjalani kehidupan sebagai mahasiswa dengan status sudah menikah. Hal luar biasa yang jarang orang mampu menjalaninya. Karena pada tahun 2020 juga, ia menikah dengan pujaan hatinya yang berasal dari Kedungkandang, Kota Malang. Suaminya merupakan lulusan Pondok Pesantren Annur 3 yang kebetulan lokasinya bersebelahan dengan Pondok Pesantren Annur 1.

            Perjalanan kewirausahaannya dimulai dari setelah ia menikah. Meskipun pada waktu itu suaminya sudah memiliki penghasilan utama, akan tetapi ia mempunyai inisiatif untuk mengisi waktu kosongnya dengan kegiatan lain yang bermanfaat yang kemudian menjadi cikal bakal kegiatan wirausahanya. Awal mulanya adalah ketika wabah Covid-19 melanda, dimana seluruh dunia pada waktu itu terdampak. Semua aktivitas yang asalnya berjalan dengan normal berubah drastis dengan adanya wabah tersebut. Semua orang selama hampir dua tahun dilarang untuk banyak melakukan aktivitas di luar rumah yang menyebabkan interaksi dengan banyak orang. Hal itu adalah demi mencegah penularan virus Covid-19. Termasuk sektor pendidikan yang juga sangat terdampak dengan adanya wabah tersebut. Semua kegiatan pembelajaran mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi dilaksanakan secara daring (online). Termasuk perkuliahan yang ia jalani yang juga dilaksanakan secara daring.

            Suatu ketika, ia mendapati adiknya hendak melaksanakan wisuda. Lantas ia berinisiatif untuk membelikan buket bunga kepada adiknya tersebut. Namun karena masih masa wabah covid-19, ia merasa waswas ketika harus keluar rumah dan berinteraksi dengan banyak orang. Akhirnya ibunya menyuruhnya untuk mencoba membuat buket sendiri dengan bermodalkan bungkus (wrap) bekas buket yang masih ia simpan yang dulu banyak ia dapatkan dari buket pemberian teman-temannya ketika ia lulus MA. Kemudian ia mulai merangkai buket sendiri dan mem-posting-nya di story akun media sosialnya. Ternyata ada seseorang yang tertarik dengan buketnya dan memesan buket rokok kepada dirinya. Mulai dari situlah awal mula ia terus mendapat pesanan buket dari kenalannya hingga akhirnya ia tertarik untuk menyeriusi bisnis buket, karena pada waktu itu meskipun ia kuliah namun ia merasa waktunya masih banyak tersisa karena jadwal kuliah yang tidak terlalu full apalagi hari Sabtu dan Minggu juga libur. Terhitung ia mulai menyeriusi bisnis buketnya sekitar tahun 2021 ketika ia sedang menempuh semester 3 di perkuliahannya.

            Sejak itu, ia mulai menekuni bisnis buketnya dan kemudian ia membuatkan akun media sosial Instagram untuk mempromosikan bisnisnya. Dari situ ia mulai mendapatkan banyak pesanan. Ia menamai brand bisnis buketnya dengan nama Azet Flowers. Awalnya ia masih belum mempunyai offline store dan hanya menyetok persediaan bahan dan proses wrapping di rumahnya, sehingga ketika ada yang memesan secara mendadak ia bisa melayaninya. Awalnya ia melakukan pemasaran usaha buket di daerahnya sendiri yaitu di Kepanjen, Malang. Akan tetapi di sana peminatnya tidak terlalu banyak yaitu hanya kalangan anak-anak sekolah. Kemudian ia memindahkan daerah pemasarannya di Kedungkandang, daerah tempat tinggal suaminya. Karena di Kedungkandang lokasinya strategis yaitu berada di wilayah Kota Malang yang menjadi pusat pendidikan termasuk banyak mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan, mulai dari situlah usaha buketnya mulai banyak diminati pelanggan.

            Bisnis buket yang ia jalani adalah murni usahanya sendiri sebagai pekerjaan sampingan karena suaminya sudah memiliki pekerjaan utama. Bisnis yang ia jalani ini ia rintis dari nol dan tidak meneruskan bisnis dari siapa pun. Awalnya ia juga hanya bermodalkan kemampuannya sendiri dalam merangkai buket, namun kemudian ia juga mengikuti kelas pelatihan dalam membuat dan merangkai berbagai macam buket. Ia juga masih belum mempunyai karyawan sehingga bisnisnya ini murni ia lakukan sendiri dengan dukungan penuh suami tercintanya. Hanya saja ketika ia membuka stand di event-event tertentu seperti wisuda dan perayaan hari tertentu, ia dibantu suami dan seseorang yang juga ikut membantunya.

            Omzet yang ia dapatkan tidaklah menentu tergantung banyaknya pesanan dan momen-momen tertentu. Semisal ketika membuka stand di acara wisuda, ia bisa mendapatkan sekitar 400 hingga 500 ribu rupiah. Semisal lagi ketika momen hari ibu atau hari guru dan sejenisnya, ia mendapatkan omzet sekitar 200 hingga 300 ribu rupiah dari momen itu saja. Adapun omzetnya ketika hari biasa tidak menentu karena bisnis buket memanglah tidak menentu tergantung banyaknya pesanan dan bergantung juga pada musiman. Biasanya dari satu atau dua buah buket ia mendapatkan sekitar 50 hingga 100 ribu rupiah, tergantung juga harga setiap buketnya. Tarif harga yang ia pasang untuk setiap buketnya juga berbeda-beda bergantung model, variasi, hingga jenis buketnya itu sendiri yang ternyata juga banyak variannya.

            Selain menjalani bisnis buket, pada bulan Juli tahun 2023 ia juga memulai bisnis dekorasi. Sebenarnya ia mempunyai ide untuk bisnis dekorasi ini sudah sejak awal tahun 2023. Akan tetapi karena modal untuk mengembangkan bisnis ini lumayan banyak, jadi ia awalnya masih dibelikan alat-alatnya sedikit demi sedikit terlebih dahulu seperti tiang dan sebagainya oleh suaminya. Ia mulai banyak membeli sendiri bahan perlengkapan dekorasi ketika ia mendapatkan uang dari program Kampus Mengajar (salah satu program merdeka belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) yaitu sekitar 4,4 juta rupiah pada waktu itu. Akhirnya pada bulan Juli 2023 semua kebutuhan perlengkapan dekorasi bisa terbeli dan ia mulai membuka bisnis dekorasinya pada bulan itu juga. Pada waktu itu ia membuat akun Instagram untuk bisnis dekorasinya dan mulai mem-posting-nya di akun tersebut untuk promosi. Mulai dari itulah langsung ada yang booking hingga kemudian ia membuat katalog-katalog baru untuk bisnis barunya itu dan berjalan sampai sekarang.

            Bisnis dekorasi yang ia jalankan ini juga merupakan pekerjaan sampingan sebagaimana bisnis buketnya yang sudah terlebih dahulu berjalan. Namun untuk bisnis dekorasi ini ia jalankan bersama suami karena kondisinya tidak memungkinkan jika dilakukan sendiri karena harus melibatkan orang lain khususnya laki-laki untuk memasang dan merakit dekorasinya. Awalnya ia juga merasa ragu ketika hendak memulai bisnis dekorasi ini apakah laku atau tidak. Akan tetapi ia mendapat dukungan penuh dari sang suami yang memotivasinya untuk mencobanya terlebih dahulu. Dalam menjalani bisnis ini, ia masih belum memiliki karyawan dan hanya dibantu oleh suami karena jenis dekorasinya ini merupakan jenis dekorasi indoor (dalam ruangan) sehingga ia tidak memerlukan banyak karyawan. Ia menamai brand usaha dekorasinya dengan nama Azet Dekorasi yang melayani acara-acara tertentu di dalam ruangan seperti ulang tahun, aqiqah, lamaran, akad nikah, dan pesta lainnya. Terhitung omzet yang ia dapatkan mulai bulan Juli sampai dengan Bulan Desember 2023 sekitar 11 juta rupiah.

            Dalam perjalanannya menjalani usaha buket dan dekorasi, tentunya banyak suka dan duka yang ia hadapi. Namun karena bisnis yang ia jalankan ini merupakan bisnis yang ia sukai dan sesuai hobinya, maka ia sangat menikmati proses bisnisnya tersebut dan tidak menemui duka yang sangat berarti. Hanya saja mungkin karena ia tidak punya karyawan, sehingga ia sering merasa kelelahan sendiri. Terlebih lagi ia pernah membandingkan harga buket yang ia jual dengan harga buket penjual lainnya yang ternyata harga buketnya itu termasuk miring. Semisal harga buket kecil (small) yang dijual di jasa orang lain dengan harga sekitar 50 ribu rupiah, namun harga yang ia jual hanya sekitar 30 ribuan saja dan ia hanya mengambil biaya jasa yang sangat nge-press yaitu sekitar belasan ribu rupiah saja di saat orang lain mengambil biaya jasa sampai puluhan ribu. Namun sayangnya masih ada saja orang yang menawar buketnya dengan harga yang lebih rendah sehingga ia juga bingung harus bagaimana lagi karena tidak mungkin untuk menurunkan harga lagi. Awalnya ia merasa kasihan kepada customer dengan harga yang ia jual dan sering memberikan diskon kepada mereka. Namun seiring berjalannya waktu, karena merasa yang ia lakukan adalah berjualan dan harga pasarannya juga segitu, maka ia mau tidak mau harus tega untuk memberikan harga yang sesuai. Karena jika tidak, ia takut bisa berimbas ke bisnisnya dan menjatuhkan harga pasaran. Adapun untuk usaha dekorasinya, selama ini tidak ada yang menawar harga Karena harga yang ditawarkan juga termasuk miring dibandingkan dengan jasa dekorasi lainnya. Namun dukanya hanya di rasa lelah yang ia rasakan karena hanya dikerjakan berdua dengan suami tanpa karyawan. Apalagi ia juga pernah pulang sekitar jam 4 dini hari dan paginya ada mata kuliah yang harus ia hadiri, sehingga ia hanya menyempatkan waktu tidur yang sangat singkat.

            Ia berpesan kepada siapa pun yang hendak berwirausaha untuk tidak takut gagal. Artinya jangan takut apakah berhasil atau tidak sebelum mencobanya. Kemudian ia menambahkan dalam menjalani wirausaha, kita juga harus banyak berkonsultasi dengan orang terdekat dan meminta pendapat dari mereka bagaimana yang terbaik dalam menjalani usaha yang akan dijalankan. Kemudian dalam berwirausaha juga harus melihat pasaran dan peluang yang bisa diambil. Semisal seperti usaha dekorasi yang ia jalankan, dimana di daerahnya walaupun sudah ada jasa dekorasi serupa, akan tetapi harganya mahal dan sekalanya besar sehingga mungkin untuk acara-acara yang sederhana seperti lamaran, orang akan lebih tertarik dengan jasa dekorasi yang sederhana dengan harga yang lebih terjangkau. Sehingga ia mematok harga dekorasinya dari 350 hingga 750-an ribu rupiah saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun